Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 21 Desember 2022 | 19:58 WIB
Sebanyak 250 pelajar SMA sederajat di Bandung Raya "cosplay" menjadi wayang orang pada gelaran "Heart Fest" di Kampus Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Jalan Buah Batu, Kota Bandung, Rabu (21/12/2022). [ANTARA/HO-Humas Disdik Jawa Barat]

SuaraJabar.id - Sebanyak 250 pelajar SMA sederajat di Bandung Raya "cosplay" menjadi wayang orang pada gelaran "Heart Fest" di Kampus Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Jalan Buah Batu, Kota Bandung, Rabu (21/12/2022).

"Jadi lomba cosplay wayang orang ini bertujuan mencetak profil pelajar Pancasila melalui penguatan karakter berbasis kearifan lokal," kata Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah VII Jawa Barat Firman Oktora, di sela-sela acara.

Firman mengatakan, melalui Heart Fest pihaknya berkolaborasi dengan ISBI Bandung dalam upaya membangun empati siswa siswi dan mencetak pelajar yang pancasilais.

Dia mengungkapkan, Heart Festival bukan sekadar mengapresiasi budaya lokal dan pada hajatan ini, siswa siswi diajak untuk memiliki rasa peduli terhadap sesama.

Di mana peserta lomba cosplay wayang orang ini pun mengumpulkan barang bekas layak pakai, termasuk mainan untuk disalurkan kepada korban gempa bumi Kabupaten Cianjur.

"Untuk mengikuti kegiatan ini anak anak bisa mendaftar dengan cara menyumbangkan mainan mainan bekas maupun yang baru untuk disumbangkan ke teman teman yang ada di Cianjur sebagai rasa bentuk kepedulian anak-anak kita," katanya.

Dia menambahkan, lomba cosplay wayang orang pada Heart Fest merupakan inovasi dari KCD Pendidikan Wilayah VII Jawa Barat dalam mempopulerkan Gerakan Tujuh Hari Berkarakter (7 harkat).

Di mana pihaknya berkomitmen terus menularkan praktik-praktik baik kepada siswa siswi sementara tema setiap hari Rabu berkaitan dengan literasi dan lingkungan hidup.

"Jadi ini kebetulan hari Rabu, jadi kaitannya dengan literasi. Jadi bagaimana anak anak ini literasi terhadap seni, baik seni lukis, kemudian penampilan wayang (orang), dan ada permainan tradisional," katanya.

Terkait upaya mencetak profil pelajar Pancasila, Firman mengungkapkan, bahwa dalam lomba cosplay wayang orang ini mencerminkan kebhinnekaan.

Di mana siswa/siswi bersama-sama memberikan kebermanfaatan tak peduli berasal dari sekolah, suku, maupun agama yang berbeda.

"Karena di sini ada keberagaman, kebhinnekaan tapi mereka dalam satu visi memiliki satu tujuan berkaitan dengan kebermanfaatan untuk teman teman lainnya," katanya.

Sementara itu, Wakil Dekan II Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISBI Bandung Dr Mohamad Zaini Alif mengatakan Lomba Cosplay Wayang Orang dinilai sebagai implementasi yang pas dalam membangun profil pelajar Pancasila, khususnya untuk siswa/siswi di Bandung Raya yang notabene masyarakat urban.

Terlebih, wayang adalah representasi image manusia sebagai makhluk yang juga cerminan bagi siswa/siswi.

"Nah basis kearifan lokal yang dibangun profil pelajar Pancasila itu sangat pas dengan ini (lomba Cosplay Wayang Orang) Makanya kita sangat pas bekerjasama dengan KCD VII," ujar Zaini Alif.

Zaini Alif pun mengapresiasi, lantaran Kepala KCD Pendidikan Wilayah VII Jawa Barat Firman Oktora menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap kearifan lokal.

Hal itu ditunjukkan dengan terlibatnya ratusan peserta didik dalam Lomba Cosplay Wayang Orang pada Heart Fest.

Tidak hanya itu, Zaini Alif mengaku secara pribadi kerap menjalin sinergi bersama KCD Pendidikan Wilayah VII Jawa Barat dalam beberapa kesempatan.

"Ke depannya mungkin kita akan banyak kerja sama, kemarin sudah berencana misalkan penciptaan penciptaan produk pembelajaran berbasis kearifan lokal akan dibuatkan," katanya. [Antara]

Load More