SuaraJabar.id - Fenomena "om telolet" yang kini jadi tren juga menjamur di Kota Cimahi. Mulai dari bocah hingga remaja ikut berburu klakson basuri dari bus-bus yang melintas. Bahkan hingga ke tepi jalan tol.
Seperti yang terpantau pada Minggu (9/7/2023) pagi di tepi Jalan Tol Purbaleunyi KM 126, Kota Cimahi. Puluhan bocah hingga remaja berkumpul menunggu bus lewat di jalur cepat bebas hambatan itu.
Beberapa di antaranya sudah menyiapkan ponsel untuk merekam bus "om telolet".
Melihat bus yang melintas mereka berteriak dan memberikan tanda agar sopir menyalakan klakson basuri.
Seketika para bocah dan remaja langsung berjoged kegirangan mendengar suara klakson unik itu. Namun mereka juga dibuat kecewa karena tidak semua bus yang melintas membunyikan klakson.
Bagi mereka, berburu klakson basuri dari bus yang melintas menjadi salah satu kebahagiaan tersendiri untuk mengisi libur sekolah. Seperti yang dirasakan Jibriliansyah Ramadansyah (9).
"Iya seneng aja, rame jadi hiburan juga. Sekarang lagi liburan sekolah juga," tuturnya.
Dia mengaku aksi berburu "om telolet om" bukan pertama kali dilakukannya di tepi jalan tol. "Iya sering sama temen-temen. Nunggu bus lewat terus teriak minta klakso nya dibunyikan. Namanya basuri," ujar bocah kelas 3 SD itu.
Rival Tri Satria (14), bocah lainnya mengatakan hampir tidak pernah ketinggalan untuk merekam bus yang membunyikan klakson basuri yang lewat di tepi Jalan Tol Purbaleunyi.
Baca Juga: "Om Telolet Om!!" Kembali Viral, Begini Reaksi Netizen.
"Iya dari pagi di sini. Udah dapat lumayan banyak videonya. Rame aja seneng jadi hiburan," ucap Rival.
Aksi berburu "om telolet om" di tepi jalan tol tentunya tidak untuk ditiru karena dinilai sangat membahayakan. Sebab, laju kendaraan di jalan tol jauh lebih cepat dibandingkam dengan jalan non tol.
Sementara itu Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Cimahi AKP Sudirianto mengatakan aksi berburu telolet baik di jalan tol maupun di jalan raya dinilai sangat membahayakan sebab bisa memicu kecelakaan lalu lintas.
"Sebetulnya berbahaya, tapi kalau di jalan raya biasa mungkin masih relatif wajar. Kalau di jalan tol tentu sangat dilarang," kata Sudirianto.
Pihaknya meminta agar anak-anak maupun orang tua bisa meminimalisir risiko kecelakaan lalu lintas saat berburu telolet dengan berdiri di tempat yang aman.
"Di Lembang kan banyak yang seperti itu, relatif aman karena mereka berdiri di pinggir jalan. Jangan terlalu ke tengah jalan juga dan kalau bisa diawasi orangtua," ucap Sudirianto.
Berita Terkait
-
BNPB Catat Ada 37 Bencana di Indonesia Dalam Pekan Ini, Karhutla Paling Mendominasi
-
PPP Nostalgia Kemenangan di Jabar, Hati-hati Loyalis Prabowo Lebih Mengakar
-
Kontingen Bandung Barat POPDA XIII Jawa Barat Tempati Posisi Dua
-
DPRD Jawa Barat Tunggu Surat Kemendagri untuk Penentuan Pj Gubernur
-
Prakiraan Cuaca Jawa Barat Hari Ini, 10 Juli 2023
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
7 Sepatu Lari Murah 200 Ribuan untuk Pelajar: Olahraga Oke, buat Nongkrong Juga Kece
-
Masih Layak Beli Honda Jazz GK5 Bekas di 2025? Ini Review Lengkapnya
-
Daftar 5 Mobil Bekas yang Harganya Nggak Anjlok, Tetap Cuan Jika Dijual Lagi
-
Layak Jadi Striker Utama Persija Jakarta, Begini Respon Eksel Runtukahu
-
8 Rekomendasi HP Murah Anti Air dan Debu, Pilihan Terbaik Juli 2025
Terkini
-
Menyulut Kembali Spirit Sang Pelopor, Ratusan Warga NU Bogor Ziarah ke Maqbarah KH Abdurrahim Sanusi
-
Teknologi Canggih TNI Bersihkan Situ Bagendit: Selamatkan Aset Wisata dan Pertanian Garut
-
Kepala Dinas di Cianjur Korupsi Lampu Jalan Rp8,4 Miliar, Kursi Jabatan Kosong Akibat Bupati Berduka
-
4,6 Juta Data Warga Jabar Bocor? Hacker Klaim Kuasai Data Sensitif
-
Badai PHK Terjang Bogor, 4.000 Keluarga Terancam Akibat Guncangan Ekonomi Global