SuaraJabar.id - Google Indonesia menyoroti perihal rancangan Peraturan Presiden tentang Jurnalisme Berkualitas. Google melihat ada sejumlah dampak negatif jika rancangan perpres ini diterbitkan.
Dalam penjelasan Google yang publish di blog resmi mereka dijelaskan bahwa rancangan perpres jurnalisme berkualitas hanya merugikan masyarakat dan menguntungkan sejumlah pihak.
"Alih-alih membangun jurnalisme berkualitas, peraturan ini dapat membatasi keberagaman sumber berita bagi publik karena memberikan kekuasaan kepada sebuah lembaga non-pemerintah untuk menentukan konten apa yang boleh muncul online dan penerbit berita mana yang boleh meraih penghasilan dari iklan," ungkap Google.
Pihak Google mengaku bahwa mereka sudah terlibat dalam pembahasan regulasi itu sejak diusulkan pada 2021 dan menemukan dampak negatif jika rancangan perpres itu disahkan.
Dampak negatif itu, pertama, berita media online akan dibatasi pada segelintir penerbit atau media yang diuntungkan.
Google tak bisa menampilkan ragam informasi, termasuk media-media kecil dari daerah yang tergabung dalam Serikat Media Siber Indonesia (SMSI).
"Masyarakat Indonesia yang ingin tahu berbagai sudut pandang pun akan dirugikan, karena mereka akan menemukan informasi yang mungkin kurang netral dan kurang relevan di internet," terang Google.
Kedua, rancangan perpres ini akan mengancam media dan kreator berita yang dinilai sebagai sumber informasi online utama masyarakat. Ancaman ini muncul dari pembentukan lembaga non-pemerintah yang dibentuk dan terdiri dari perwakilan Dewan Pers dan yang hanya akan menguntungkan media tradisional.
Pihak Google menyebut bahwa jika rancangan perpres itu disahkan, mereka tak bisa lagi memberikan sumber informasi yang kredibel dan beragama untuk pembaca di Indonesia.
Baca Juga: Google Kritik Rancangan Perpres Jurnalisme Berkualitas, Ancam Keberagaman Sumber Berita bagi Publik
Mereka khwatir hal itu akan berdampak pada sejumlah program Google untuk mendukung industri media di Indonesia pada akhirnya menjadi sia-sia dengan keluarnya regulasi itu.
"Kami akan terpaksa harus mengevaluasi keberlangsungan berbagai program yang sudah berjalan serta bagaimana kami mengoperasikan produk berita di negara ini," tegas Google.
Berita Terkait
-
Google Kritik Rancangan Perpres Jurnalisme Berkualitas, Ancam Keberagaman Sumber Berita bagi Publik
-
Rancangan Perpres Jurnalisme Berkualitas Cuma Untungkan Segelintir Pihak, Google: Masyarakat Indonesia Dirugikan
-
Rancangan Perpres Jurnalisme Berkualitas Mendapat Sorotan Tajam dari Google
-
Google: Perpres Jurnalisme Berkualitas Bakal Batasi Keberagaman Sumber Berita Bagi Publik
-
BREAKING NEWS: Google dan YouTube Ancam Keluar dari Indonesia
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Kronologi Lengkap Pembunuhan Sadis di Tol Jagorawi
-
Penampakan Tali Jemuran Merah Jadi Saksi Bisu Maut Driver Taksi Online di Tol Jagorawi
-
Horor di Tol Jagorawi! Pembunuh Sopir Taksi Online Apes Mobil Mogok, Ditangkap di Makam Keramat
-
Dua Pembunuh Driver Taksi Online di Tol Jagorawi Tergulung! Polisi Bongkar Motif Sadis di Baliknya
-
Pelaku Terungkap! Sopir Taksi Online Tewas di Tol Jagorawi Dibunuh Pelanggan Sendiri