SuaraJabar.id - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Cirebon, Jawa Barat, bersama Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polres setempat melakukan pengecekan ke sejumlah pasar tradisional di wilayah itu untuk mengantisipasi adanya dugaan pemalsuan minyak goreng dengan merek tertentu.
Penjabat (Pj) Wali Kota Cirebon Agus Mulyafi di Cirebon, Selasa (7/1/2025), mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Polres Cirebon Kota untuk memastikan peredaran minyak goreng palsu dapat dihentikan.
Dia mengatakan, berdasarkan laporan sementara, produk palsu itu tidak lagi ditemukan di tingkat distributor, tetapi kemungkinan barang tersebut bisa beredar di pengecer.
“Kami memberikan sosialisasi kepada pedagang di pasar tradisional untuk mengenali ciri-ciri minyak goreng palsu, seperti warna minyak yang lebih tajam, adanya residu di dasar botol, serta kemasan yang berbeda dari produk asli,” kata Agus dikutip ANTARA.
Sebelumnya, pihaknya sudah menghimpun sejumlah aduan dari masyarakat terkait dengan adanya dugaan peredaran minyak goreng palsu dengan memakai merek Minyak Kita di Kota Cirebon.
Agus mengimbau masyarakat agar lebih waspada saat membeli komoditas tersebut, serta perlu meningkatkan kehati-hatian sebagai konsumen dalam memilih produk.
“Kami minta supaya konsumen tidak tergiur dengan harga murah yang ditawarkan oleh oknum pedagang tidak bertanggungjawab. Pastikan keaslian produk untuk menghindari risiko kerugian,” katanya.
Selain memantau peredaran minyak goreng palsu, TPID juga memeriksa stabilitas harga kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) di pasar tradisional di Kota Cirebon.
Agus menyebutkan bahwa stok minyak goreng di Distributor 1 (D1) Bulog mencapai 34 ribu botol dengan harga Rp14.500 per botol, sedangkan di Distributor 3 (D3) harganya Rp15.500. Namun, di tingkat pasar tradisional, harga minyak goreng bervariasi hingga Rp17.500 per liter.
Baca Juga: Pemkot Cirebon Distribusikan Bantuan Logistik Tahap Awal untuk Korban Bencana Alam di Sukabumi
“Distribusi yang panjang menjadi salah satu faktor penyebab tingginya harga di pasar. Kami akan mengevaluasi pola distribusi untuk memastikan harga eceran tertinggi (HET) Rp15.000 per liter dapat diterapkan di tingkat pengecer,” ujarnya.
Selain minyak goreng, Agus menyampaikan harga kebutuhan pokok lain, seperti beras dan cabai, masih terkendali. Kendati begitu pihaknya perlu mengantisipasi terkait potensi kenaikan harga untuk menjaga daya beli masyarakat.
“Monitoring ini merupakan upaya Pemkot Cirebon dalam menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok, memastikan ketersediaan pasokan, serta melindungi masyarakat dari peredaran barang palsu yang dapat merugikan konsumen,” ucap dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Dokter Dikeroyok di Depan Rumah! 5 Pelaku Ditangkap
-
36 Pendaki Ilegal Ini Dihukum Berat!
-
Warga Bantah Pukul Anak Anggota DPRD di Bogor, Wakil Rakyat dari NasDem 'Keukeuh' Buat Laporan
-
Gerakan Rakyat Desak Jokowi Tanggung Jawab Soal Whoosh: Beban Keuangan Merusak Upaya Ekonomi Prabowo
-
Senyum Lebar Heni Mulyani, Mantan Kades di Sukabumi yang Tilep Uang Rakyat Rp500 Juta