Penemuan aplikasi feng shui terkuno adalah pada pengaturan situs makam yang diperkirakan berasal dari tahun 4 ribu sebelum masehi.
Pada zaman Tiongkok kuno dahulu, para ahli harus melakukan survei terlebih dahulu menggunakan cara manual yakni berjalan kaki selama berbulan-bulan maupun tahunan hanya untuk mencari lokasi bagus untuk membangun sebuah kota, bangunan istana atau makam.
Karena profesi itu dianggap sangat penting, kaisar yang berkuasa pun sampai memiliki departemen feng shui yang isinya sekumpulan cendekiawan cerdas yang telah melewati ujian negara.
“Departemen feng shui pada zaman dahulu mirip dengan departemen tata kota, teknik sipil, arsitektur pada zaman sekarang. Departemen itu akan menentukan lokasi yang cocok untuk dibuat kota, kawasan pemukiman, istana, kantor pemerintahan, atau makam. Caranya adalah dengan melakukan survei assesment terhadap kondisi lingkungan alam sekitar,” kata dia.
Baca Juga: Polisi Siapkan One Way di Jalur Bocimi, Antisipasi Kemacetan Arus Balik
Faktor lingkungan alam yang dianalisis dalam penentuan lokasi dan bentuk bangunan antara lain bagaimana kondisi struktur pegunungan sekitar, kontur tanah, badan air, kualitas tanah, aliran angin dan kondisi musim di area tersebut.
Sementara ilmu yang digunakan adalah bersifat ilmiah seperti geografi, topografi, arsitektur, matematika hingga fisika.
Dalam departemen feng shui, juga ada bagian lain seperti astronomi yang mengamati pergerakan benda-benda langit dan bagaimana pengaruhnya terhadap bumi, terhadap peruntungan manusia dan terhadap suatu wilayah.
Berbeda dengan Astrologi
Meski mempelajari astronomi ternyata feng shui berbeda dengan astrologi yang seringkali dikaitkan dengan 12 shio yang berasal dari China.
Baca Juga: Penuhi Kebutuhan Pengguna Kendaraan Listrik Selama Libur Panjang, PLN Sediakan 18 SPKLU di Cianjur
Menurut Gunadi, feng shui lebih berbicara soal ilmu menata rumah yang akan mendukung penghuninya untuk lebih sehat dan produktif, lebih mudah mencapai sukses maupun tujuan hidup.
Berita Terkait
-
Sejarah Cap Go Meh, Tradisi 2000 Tahun dari Ritual Kuno Hingga Festival Lampion
-
Semarak Perayaan Pawai Cap Go Meh di Pecinan Glodok
-
Intip Nasib Shio Ayam, Kerbau, dan Tikus yang Dibilang Gibran Paling Beruntung di 2025, Apa Benar?
-
Meriahkan Penutupan Imlek 2025 Bersama Nasabah di Jakarta, Bank Mandiri Perkuat Layanan dan Inovasi Digital
-
Tak Hanya Komitmen Jaga Keberagaman Umat, Untar Ingin Berikan Kontribusi dan Melangkah Maju di Dunia Pendidikan
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Pembayaran Listrik Rumah dan Kantor Melonjak? Ini Daftar Tarif Listrik Terbaru Tahun 2025
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
Terkini
-
UMKM Perhiasan Batu Alam Jangkau Pasar Internasional Berkat BRI
-
Kasus Korupsi Dana Hibah NPCI Jabar Diduga Rekayasa, Terungkap di Persidangan
-
Prestasi Mendunia dan Membanggakan: BRI Raih Euromoney Private Banking Awards 2025 di London
-
Kain Tenun Ulos Kebanggaan Indonesia Sukses Tembus Pasar Amerika Serikat Berkat Klasterkuhidupku BRI
-
Berdayakan UMKM Go Global, BRI Hadirkan Binaannya di FHA-Food & Beverage 2025 Singapura