Andi Ahmad S
Senin, 14 Juli 2025 | 21:57 WIB
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi [YouTube]

SuaraJabar.id - Pemandangan miris mewarnai hari pertama sekolah di SMAN 1 Bandung. Sejumlah siswa baru terpaksa belajar tanpa meja akibat kebijakan penambahan rombongan belajar (rombel).

Merespons cepat, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, berjanji akan membeli meja dan kursi yang kurang menggunakan dana dari kocek pribadinya, tanpa menunggu anggaran pemerintah.

"Kursi tidak perlu menunggu APBD, saya akan bantu langsung. Kursi mah dibeliin sama saya aja," kata Dedi Mulyadi di Gedung Pakuan, Bandung, Senin.

Solusi Cepat, Uang Pribadi dan Donasi untuk Kursi dan AC

Kekurangan fasilitas ini merupakan imbas dari program penambahan rombel menjadi hingga 50 siswa per kelas. Dedi, yang akrab disapa KDM, memastikan masalah ini akan segera tuntas. Untuk SMAN 1 Bandung saja, ia menyebut ada kekurangan sekitar 88 set meja dan kursi yang akan dipenuhi hari itu juga.

Janji ini tak hanya berlaku untuk satu sekolah. "Sekolah-sekolah lain pun, kalau ada kekurangan tinggal lapor ke Sekda, Gubernur, atau Dinas Pendidikan. Kita tidak perlu tunggu APBD," tegasnya.

Selain kursi, KDM juga memastikan sekolah-sekolah dengan rombel besar akan mendapat bantuan pendingin ruangan (AC). Sebagian dana berasal dari donatur, Joshua Sirait, yang menyumbang Rp1 miliar.

"Hari ini kita juga support AC, target minggu ini seluruh ruangan selesai. Kalau kerja dengan saya tidak terbatas dengan APBD," ucap Dedi.

Potret Pilu dari Ruang Kelas

Baca Juga: Savana Punk Tampil Memukau dalam The Papandayan Jazz Fest 2025

Sebelum janji gubernur datang, kondisi di SMAN 1 Bandung cukup memprihatinkan. Di setiap kelas X, beberapa siswa baru duduk di barisan belakang hanya dengan kursi seadanya—kursi aula yang berbeda jenis—tanpa dilengkapi meja.

Kepala SMAN 1 Bandung, Tuti Kurniawati, membenarkan kekurangan tersebut. Pihaknya bahkan mengimbau siswa yang tak kebagian meja untuk membawa papan ujian agar bisa menulis.

"Untuk kekurangan kursi dan meja, kami masih memberdayakan potensi yang ada di sekolah, sambil menunggu alokasi dari APBD perubahan," kata Tuti, menjelaskan bahwa pihaknya telah melaporkan hal ini ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Sikap sekolah yang menunggu APBD ini kontras dengan solusi cepat yang ditawarkan Dedi Mulyadi, yang menegaskan bahwa kebutuhan mendesak siswa harus menjadi prioritas utama. [Antara].

Load More