Muhammad Yunus
Sabtu, 19 Juli 2025 | 12:36 WIB
Fakta Tragedi Maut di Pesta Rakyat Anak Gubernur Dedi Mulyadi (X)

SuaraJabar.id - Kepala Kepolisian Resor Garut AKBP Yugi Bayu Hendarto menyatakan sedang mendalami insiden tiga orang tewas yakni dua sipil dan satu anggota Polri.

Pada acara Pesta Rakyat dalam rangkaian acara pernikahan pejabat di Pendopo Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Kasus warga tewas saat antre makanan gratis sebenarnya mencerminkan beberapa fenomena sosial yang saling terkait, antara lain:

1. Fenomena kemiskinan struktural

Permintaan tinggi terhadap bantuan makanan gratis menunjukkan bahwa masih banyak warga yang berada dalam kondisi ekonomi rentan atau miskin.

Mereka rela berdesakan, berdesak-desakan, bahkan mempertaruhkan keselamatan demi mendapatkan kebutuhan pokok.

2. Ketimpangan sosial dan ekonomi

Terbukanya kesenjangan antara kelompok masyarakat yang mampu dan yang tidak mampu membuat distribusi kebutuhan pokok tak merata.

Kegiatan pembagian bantuan gratis pun sering menjadi “penyelamat sesaat” bagi kelompok miskin.

Baca Juga: Bripka Cecep Gugur Saat Evakuasi Warga di Pesta Rakyat Garut, Bupati Sebut 'Syahid'

3. Fenomena crowd disaster (bencana kerumunan)

Dalam kajian manajemen risiko, peristiwa seperti ini adalah contoh stampede atau crowd crush.

Hal ini terjadi ketika kerumunan yang sangat padat tidak dikelola dengan baik, sehingga orang-orang di bagian depan atau tengah terjepit dan kehilangan kesadaran bahkan meninggal dunia.

4. Kurangnya manajemen acara dan mitigasi risiko

Banyak kegiatan amal spontan tidak dilengkapi dengan pengaturan antrean yang baik, petugas keamanan, atau protokol kesehatan dan keselamatan.

Hal ini sering luput dari perhatian penyelenggara, padahal risikonya fatal.

5. Fenomena simbolis: kelaparan di tengah kelimpahan

Peristiwa seperti ini juga jadi kritik sosial. Di satu sisi, ada pihak yang mampu memberi makanan gratis; di sisi lain, ada warga yang begitu terdesak kebutuhannya hingga rela antre berjam-jam.

Ini mencerminkan kegagalan sistemik dalam menjamin hak dasar warga, yakni pangan.

Polisi Lakukan Pendalaman

Yugi Bayu menuturkan kepolisian akan mengevaluasi dan melakukan pendalaman terkait peristiwa di Pendopo tersebut.

"Itu (insiden) kami sedang dalami," kata Yugi Bayu saat ditanya wartawan terkait proses hukum atas tragedi tiga orang tewas dalam acara Pesta Rakyat di Pendopo Garut, Jumat 18 Juli 2025.

Terkait panitia penyelenggara kegiatan pesta tersebut, kata dia, juga akan didalami oleh kepolisian.

"Kami pastikan akan melaksanakan evaluasi dan kami akan dalami," katanya.

Ia mengatakan kepolisian sebelumnya sudah melakukan persiapan dengan menggelar apel gabungan dari unsur TNI, Satpol PP, Dinas Perhubungan, dan juga Brimob untuk melakukan pengamanan di kawasan tempat diselenggarakannya kegiatan tersebut.

Seluruh personel gabungan yang berjumlah 400 personel itu, kata dia, disebar ke sejumlah titik untuk mengamankan lokasi dan juga masyarakat yang datang ke acara.

"Jadi setelah kami melaksanakan apel, kami tempatkan personel di titik-titik seperti itu," katanya.

Terkait adanya unsur kelalaian, Kapolres belum dapat menjelaskannya. Namun kondisi di lapangan adalah warga antri ingin hadir ke acara tersebut.

"Antusiasmenya tinggi," katanya.

Kegiatan tersebut merupakan rangkaian pesta pernikahan Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlina dengan Maula Akbar putra dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang berakhir ricuh. Saat agenda hiburan dan makan gratis di Pendopo dan Alun-Alun Garut, Jumat siang.

Massa dari berbagai kalangan masyarakat sudah berkerumun memadati kawasan tempat diselenggarakannya Panggung Hiburan Rakyat, dan terjadi kericuhan berdesakan di gerbang utama memasuki kawasan Pendopo.

Kericuhan tersebut menyebabkan sejumlah warga pingsan, dan dievakuasi oleh aparat keamanan, maupun petugas medis yang sudah jaga di kawasan itu.

Kejadian itu menyebabkan tiga orang meninggal dunia yakni seorang anak usia delapan tahun Vania Aprilia warga Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, kemudian Dewi Jubaeda (61), dan seorang anggota Polres Garut Bripka Cecep Saeful Bahri (39).

Load More