-
Keracunan massal diduga dari program MBG. Puluhan siswa SDN Taruna Bakti Cianjur mengalami gejala keracunan setelah menyantap menu Makanan Bergizi Gratis (MBG).
-
Kualitas dan pengawasan MBG dipertanyakan. Insiden ini menyoroti perlunya pengawasan ketat, karena siswa sudah mengeluhkan rasa dan bau makanan.
-
Investigasi untuk kepastian dan kepercayaan. Sampel makanan dibawa ke laboratorium, hasilnya penting untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap program MBG.
SuaraJabar.id - Program Makanan Bergizi Gratis (MBG), yang digadang-gadang sebagai salah satu inisiatif strategis pemerintah untuk meningkatkan gizi anak-anak, kini menghadapi ujian berat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Puluhan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Taruna Bakti di Kecamatan Cugenang diduga mengalami keracunan massal setelah menyantap menu MBG pada Kamis.
Insiden ini sontak memicu respons cepat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur dan pihak berwenang, namun sekaligus mengangkat pertanyaan serius mengenai standar kualitas, pengawasan, dan implementasi program berskala nasional ini.
Kejadian yang menimpa siswa-siswa di SDN Taruna Bakti bukan hanya sekadar insiden kesehatan biasa. Ini adalah pukulan telak bagi kredibilitas sebuah program yang menyedot perhatian publik dan dana negara, dengan janji untuk membangun generasi sehat dan cerdas.
Dugaan keracunan ini menyoroti kerentanan dalam rantai pasok dan pengolahan makanan, serta pentingnya pengawasan yang ketat demi menjaga keselamatan anak didik yang menjadi sasaran utama program.
Kepala Puskesmas Cugenang, Alit Sulastri, melaporkan bahwa pihaknya menerima laporan adanya sekitar 30 orang siswa yang mengalami gejala keracunan.
Tim medis segera bergerak cepat untuk memberikan penanganan langsung, baik di lokasi sekolah maupun di Puskesmas.
“Kami langsung mengirim petugas ke sekolah guna melakukan penanganan medis terhadap puluhan siswa yang mengalami keracunan usai menyantap hidangan MBG, beberapa orang menjalani perawatan di Puskesmas Cugenang,” kata Alit dilansir dari Antara.
Gerak cepat ini menunjukkan kesigapan petugas kesehatan dalam menangani situasi darurat yang melibatkan puluhan anak-anak.
Baca Juga: Siap Jadi Pusat Rujukan, Bagaimana RSUD Kota Bogor Layani Pasien dari Depok hingga Cianjur?
Tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur juga langsung turun ke lokasi untuk melakukan investigasi dan penanganan lebih lanjut. Hingga saat ini, tim masih terus melakukan penanganan dan pengawasan terhadap siswa yang kondisinya mulai membaik.
Sebagian besar siswa kini menjalani perawatan di rumahnya masing-masing, namun petugas kesehatan tetap bersiaga dan secara bergantian melakukan pemeriksaan ketika dibutuhkan.
“Kami akan memberikan pengawasan hingga kondisi para pelajar korban keracunan dipastikan sudah pulih dan dapat beraktivitas seperti biasa,” tegas Alit.
Kapolsek Cugenang, Kompol Usep Nurdin, mengonfirmasi data awal bahwa terdata 30 orang murid SDN Taruna Bakti yang mengalami gejala umum keracunan makanan yakni pusing, mual, dan muntah, setelah menyantap menu MBG.
Sebagian besar siswa, menurut Kapolsek, menjalani perawatan di sekolah dan di rumah masing-masing, menunjukkan bahwa tingkat keparahan gejala bervariasi.
Untuk memastikan penyebab pasti dari dugaan keracunan ini, langkah krusial telah diambil.
Berita Terkait
-
Siap Jadi Pusat Rujukan, Bagaimana RSUD Kota Bogor Layani Pasien dari Depok hingga Cianjur?
-
Terungkap, Ini Penyebab Keracunan Makan Siang Gratis di Cipongkor: Masak Terlalu Dini
-
Polda Jabar Selidiki Keracunan Massal 301 Siswa di Cipongkor Bandung, Status KLB Ditetapkan
-
SPPG Cipongkor: Proyek Baru dengan Ambisi Besar, Tersandung Keteledoran Teknis
-
Keracunan Massal 301 Siswa, Program Makan Bergizi Gratis di Cipongkor Bandung Dihentikan
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Tak Mau Kalah dari Purbaya, Dedi Mulyadi Klaim Kebijakannya Topang Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen
-
Pahlawan Ojek Makanan Bergizi Gratis: Demi Siswa SD, Paket Dibawa Lewat Jalan yang Rusak Ekstrem
-
Bukan Hanya Tambang Emas, Tim Gabungan Temukan Sarang Narkoba hingga Tempat Karaoke di Gunung Salak
-
Tertinggal 0-2, Adam Alis Cetak Brace Penentu di Menit Krusial Hajar Selangor 3-2
-
Jantung Pahlawan Hutan Berhenti Berdetak: Anggota Gakkum Kemenhut Wafat Saat Jalankan Tugas