Muhammad Yunus
Rabu, 01 Oktober 2025 | 21:40 WIB
Amir Uskara. [Suara.com/Bagaskara]
Baca 10 detik
  • Berbagai interupsi dan masukan tidak diakomodir
  • Agenda muktamar setelah Amir Uskara meninggalkan ruang sidang tetap berjalan dengan kuorum yang terpenuhi
  • Mardiono dan Agus Suparmanto saling klaim

SuaraJabar.id - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jawa Barat mengungkapkan alasan mantan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menjadi Ketua Umum PPP dalam muktamar, karena tindakan dari Wakil Ketua Umum PPP periode sebelumnya, Amir Uskara.

Ketua DPW PPP Jawa Barat Pepep Saepul Hidayat, dalam telewicara di Bandung, mengungkapkan pihaknya meyakini Agus Suparmanto jadi Ketum PPP definitif, karena saat Muktamar X partai di Ancol, Jakarta, Amir Uskara yang saat itu memimpin sidang pada Sabtu (27/9) meninggalkan ruang sidang setelah dinamika yang terjadi termasuk kericuhan.

"Tentu kami menyayangkan kericuhan yang terjadi. Tapi perlu dipahami, muktamar adalah satu rangkaian proses. Nah kenapa pak Agus Suparmanto jadi Ketua Umum, karena setelah dinamika yang terjadi, pimpinan sidang yang awalnya dipimpin oleh Pak Amir Uskara meninggalkan tempat sidang, sementara sebagian besar muktamirin masih bertahan," kata Pepep, Rabu 1 Oktober 2025.

Pepep menyebut kepemimpinan Amir Uskara kemudian memang dipersoalkan oleh sebagian peserta karena kapasitasnya.

Karena berbagai interupsi dan masukan tidak diakomodir, termasuk usulan agar pimpinan sidang dipegang oleh Ketua SC atau Sekretaris SC, terjadilah keadaan yang cukup panas sampai ada pelemparan kursi yang akhirnya menyebabkan Amir Uskara dan jajarannya meninggalkan ruangan sidang.

"Karena itu (Amir Uskara meninggalkan ruangan sidang), sesuai ketentuan bahwa pimpinan sidang bisa diambil alih oleh DPP, maka peserta Muktamar mendaulat pimpinan DPP lain untuk melanjutkan sidang dengan agenda Perubahan AD/ART, Laporan Pertanggungjawaban DPP, hingga pemilihan ketua baru," ujar Pepep.

Pepep menjelaskan sidang muktamar yang pertama saat dipimpin Amir Uskara, sejatinya berjalan dengan baik yang isinya mencakup penjelasan tentang agenda Muktamar, penetapan jadwal, dan hal-hal teknis lainnya.

Dia juga menegaskan dalam sidang muktamar pertama itu, tidak ada keputusan soal Ketua Umum partai, termasuk kubu Mardiono.

"Jadi, kalau ada yang mengatakan bahwa Ketua Umum sudah ditetapkan di paripurna pertama, itu membingungkan," ucapnya.

Baca Juga: Polemik PPP di Titik Krusial: Mahkamah Partai Jadi Penentu Siapa Ketua Umum Sah

Adapun setelah Amir Uskara meninggalkan ruang sidang muktamar, Pepep mengatakan sidang itu kemudian dipimpin oleh tokoh-tokoh dari unsur SC dan OC yang terdiri dari Qoyum Abdul Jabbar, Komarudin Tahir, Rusman Yakub, Qonita Lutfia, Khairunnisa, Ainul Yakin, Dahlia Umar, dan Mustafa Nuur, sampai pemilihan ketua umum dan muktamar berakhir.

Pepep mengatakan agenda muktamar setelah Amir Uskara meninggalkan ruang sidang tetap berjalan dengan kuorum yang terpenuhi, sehingga keterpilihan Agus Suparmanto sah dan bisa dipertanggungjawabkan.

"Mayoritas peserta masih ada. Sekitar 75 persen pemegang suara sah tetap hadir di ruangan," tutur Pepep.

Diketahui, dalam Muktamar X PPP di Ancol, Jakarta, yang dijadwalkan berlangsung pada 27-29 September 2025, memunculkan dua klaim ketua. Yang pertama kelompok plt Ketua Umum PPP Mardiono yang mengklaim kemenangan aklamasi pada Sabtu (27/9), dan juga kelompok Agus Suparmanto yang juga mengklaim menang secara aklamasi karena telah didukung mayoritas kader partai.

Load More