Cerita Edo, Anak Punk yang Hijrah Setelah Ditraktir Bakso

Edo hanya berharap jalan hijrah yang dipilihnya dapat membawa keberkahan dan ketenangan baginya dan keluarga kecilnya.

Chandra Iswinarno
Kamis, 16 Mei 2019 | 17:20 WIB
Cerita Edo, Anak Punk yang Hijrah Setelah Ditraktir Bakso
Edo (berkaos kuning) anak punk di Kota Depok sedang mengaji. [Suara.com/Supriyadi]

Pendiri Komunitas Seniman Terminal (Senter) Depok Wirawan Yosh dalam merealisasikan keinginan untuk mengajak anak punk dan jalanan belajar agama, tidaklah mudah. Wirawan mengemukakan, perlu strategi khusus untuk menarik simpatik anak-anak punk agar mau datang berkumpul dan belajar agama.

"Pertama, saya pakai metode sebar beras. Jadi, saya carter gerobak bakso dan saya panggil anak-anak itu. Terus mereka ngumpul di kelas dan saya panggil ustaz. Nah, mulailah mereka dikenalkan dengan agama perlahan-lahan," jelasnya.

Wirawan mengaku bersyukur, hingga saat ini, komunitas yang dibentuknya bisa membimbing anak punk dan jalanan tersebut kembali ke jalan ilahi. Bagi Wirawan, hasil tersebut juga merupakan bagian untuk mengubah pandangan masyarakat bahwa anak punk tidak seperti yang distigma-kan selama ini.

"Komunitas ini memiliki harapan agar jejak kecil yang dilakukannya bersama teman-temanya ini bisa bermanfaat bagi anak-anak yang hidup di jalanan. Kemudian dapat mengubah pandangan masyarakat bahwa anak punk itu menyeramkan dan cenderung kriminal," jelasnya.

Baca Juga:Kisah Komunitas Seniman Terminal Depok Ajak Anak Punk ke Jalan Hijrah

Kontributor : Supriyadi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini