Empat Warga Depok Jadi Korban Kobra, Walkot: Sebar Edaran Jaga Kebersihan

Ular kobra yang berhasil ditangkap, sambung Merdi, ada yang dipelihara anggota dan diserahkan ke komunitas reptil.

Chandra Iswinarno
Rabu, 18 Desember 2019 | 14:59 WIB
Empat Warga Depok Jadi Korban Kobra, Walkot: Sebar Edaran Jaga Kebersihan
Warga menangkap ular sendok jawa atau kobra jawa (Naja sputatrix) di Perum Tata Lestari, Kecamatan Singaparna, kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (16/12). [ANTARA FOTO/Adeng Bustomi]

SuaraJabar.id - Teror ular kobra yang terjadi di Kota Depok dalam beberapa waktu belakangan, sudah membuat empat warga kota Belimbing menjadi korban karena dipatuk ular berbisa tersebut.

Berdasarkan data yang diterima dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Depok, salah satu korbannya merupakan anak kecil berusia delapan tahun.

"Selama ini sudah ada empat orang yang dipatuk (ular berbisa), salah satunya anak kecil berumur delapan tahun," kata Komandan Pleton Operasional Pemadaman dan Penyelamatan DPKP Depok Merdy Setiawan kepada Suara.com pada Rabu (18/12/2019).

Ia mengatakan dari awal Desember 2019 sampai saat ini, ada 15 laporan warga yang masuk terkait teror ular kobra dan ada 12 ular kobra yang ditangkap anggota DPKP Depok. Meski hanya dapat 12 ekor ular kobra yang ditangkap, tapi banyak juga ular yang ditangkap warga lalu dimatikan.

Baca Juga:Dua Ular Kobra Sepanjang 1 Meter Lebih Teror Warga Tegalbuleud Sukabumi

"Walapun hanya 15 laporan kasus penemuan ular kobra dari warga, tapi setelah ditelusuri tidak ada ular di lokasi. Kemungkinan, ularnya sudah menjauh jadi lokasi yang kita sisir hanya perlintasan saja. Karena ular kobra bukan jenis ular yang lama berdiam di satu tempat. Kalaupun terlihat paling untuk cari makan atau hanya melintas saja," katanya.

Ular kobra yang berhasil ditangkap, sambung Merdi, ada yang dipelihara anggota dan diserahkan ke komunitas reptil. Namun, kata dia, paling banyak ular yang ditangkap kemudian diserahkan ke komunitas reptil .

"Sebenarnya banyak ular yang ditemukan. Tetapi sudah dimatikan oleh warga karena panik dan takut," kata Merdi.

Sementara itu, pihak RSUD Depok mengemukakan selama terjadinya fenomena teror ular kobra tersebut, tercatat ada dua orang yang ditangani.

Korban pertama diketahui merupakan warga Kecamatan Beji berinisal W (56). Namun saat ini sudah dibolehkan kembali pulang. Sedangkan, satu orang berinisial AA (17) warga Kecamatan Sukmajaya baru masuk pada Selasa (17/12/2019) malam.

Baca Juga:4 Fakta Ilmiah tentang Habitat Ular Kobra Jawa yang Teror Depok

"Untuk warga Depok ada dua orang yang kami tangani (di RSUD Depok). Satu orang sudah sembuh dan pulang. Tapi, satu orang Warga Sukmajaya baru masuk kemarin malam, langsung ditangani di ruang UGD," kata Humas RSUD Depok Hadi .

Menangapi fenomena tersebut, Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan teror ular kobra karena faktor alam berupa pergantian musim. Ditambah lagi, faktor habitatnya yang hilang karena bermunculan perumahan atau lainnya sehingga habitat ular itu berpindah.

"Penanganannya harus menjaga kebersihan lingkungan untuk mengantisipasi ular masuk ke dalam rumah. Untuk itu, saya akan buat surat edaran soal itu, nanti RT, RW, lurah, dan camat harus berkoordinasi untuk menjaga kebersihan lingkungan. Tak hanya itu, penyuluhan juga akan diberikan."

"Jadi penanganan ular kobra ini bukan melibatkan intelejen atau BIN yang diberitakan sebelumnya, tapi itu cerita saya waktu tinggal di Timur Tengah," katanya.

Kontributor : Supriyadi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini