Tingkat Okupansi Libur Nataru di Bandung Turun, PHRI Sebut Faktor Kemacetan

PHRI Jabar menargetkan tingkat okupansi hotel di Bandung hingga malam tahun baru mendatang mencapai 80 persen. Kekinian, angka rata-rata okupansi masih berada di 60 persen.

Chandra Iswinarno
Kamis, 26 Desember 2019 | 04:00 WIB
Tingkat Okupansi Libur Nataru di Bandung Turun, PHRI Sebut Faktor Kemacetan
Ilustrasi kemacetan Bandung. [Ayobandung.com]

SuaraJabar.id - Lalu lintas Kota Bandung yang semakin padat dalam beberapa waktu belakangan, dituding menjadi penyebab menurunnya tingkat okupansi hotel di Kota Kembang tersebut pada musim libur Natal dan Tahun Baru kali ini.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Jawa Barat (PHRI Jabar) Herman Muchtar mengatakan, kondisi tersebut menyebabkan wisatawan enggan menghabiskan waktu lebih dari tiga hari untuk berada di kota tersebut.

"Sebenarnya jalanan dari Jakarta ke Bandung sudah baik, apalagi sekarang ada Tol Layang Jakarta-Cikampek. Tapi persoalannya ya situasi di Bandungnya sendiri, macet dan merepotkan," ujarnya pada Ayobandung.com-jaringan Suara.com pada Rabu (25/12/2019).

Diakuinya, PHRI Jabar menargetkan tingkat okupansi hotel di Bandung hingga malam tahun baru mendatang mencapai 80 persen. Namun kekinian, angka rata-rata okupansi masih berada di 60 persen.

Baca Juga:Diserbu Wisatawan, Jalur Lembang Bandung Macet Parah

"Target kita itu 80 persen, sekarang masih di bawah rata-rata, paling sekitar 60 persen. Malam weekend Sabtu-Minggu nanti diprediksi jadi puncaknya," jelasnya.

Herman menjelaskan, pada tahun lalu angka okupansi bisa mencapai 10 persen lebih banyak dibanding saat ini. Dia mengemukakan beberapa faktor penurunan okupansi selain persoalan kemacetan, seperti tingginya harga tiket pesawat.

"Ya berkurang sampai 10 persennya. Harga tiket pesawat yang mahal sekarang juga berpengaruh," ungkapnya.

Selain itu, pengaruh beralihnya belasan rute penerbangan dari dan menuju Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Internasional Jawa Barat, Kertajati juga dinilainya menghilangkan 2.000 potensi kedatangan wisatawan ke Kota Bandung.

"Bandara pengaruhnya cukup besar. Pengalihan rute penerbangan itu menyebabkan potensi 2.000 winus (wisatawan nusantara) berkurang ke Bandung," jelasnya.

Baca Juga:Masuki Liburan Natal dan Tahun Baru, Tagar Jogja Macet Jadi Trending

Lebih lanjut, ia berharap masalah kemacetan dapat segera terurai untuk mendukung wisata di kota tersebut. Sebab diakuinya, meski infrastruktur menuju Bandung banyak dibangun persoalan ketidaksiapan infrastruktur jalan di dalam kota akan menghambat kenyamanan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak