SuaraJabar.id - Seorang siswa Taman Kanak-Kanak atau TK di Kabupaten Indramayu tewas digigit ular. Korban telat ditangani secara medis karena menyembunyikannya.
Insiden itu berawal kala korban bermain bersama teman-temannya di depan rumah, Kamis (16/1/2020) kemarin. Kawasan pemukiman tempatnya tinggal diketahui tak jauh dari lapangan sepak bola yang ditumbuhi rerumputan dan ilalang.
Diduga, di tengah kegiatannya itulah korban beroleh gigitan ular. Namun, korban tak menceritakan kejadian yang menimpanya kepada kedua orang tua.
Kapolres Indramayu, AKBP Suhermanto menyebut, korban diduga enggan menceritakan kejadian itu karena cemas dimarahi. Korban lalu sempat pulang dan meminta uang kepada orang tuanya.
Baca Juga:Kulit Mengelupas akibat Penyakit Langka, Anak Ini Dijuluki Manusia Ular
"Uang itu rupanya untuk membeli plester luka," ujarnya didampingi Kapolsek Sindang, AKP Iin Sukaeti.
Korban pun menutupi luka bekas gigitan dengan plester yang dibelinya di warung, sebelum kemudian pulang ke rumah. Korban sempat meminta izin tidur kepada sang ayah. Namun tak lama, korban tiba-tiba muntah dan kejang.
"Orang tua korban langsung melarikan sang anak ke RSD Indramayu," ungkapnya.
Sayang, setiba di rumah sakit, korban mengembuskan nafas terakhir. Adi menambahkan, pihak RSD Indramayu memberi keterangan, korban meninggal akibat gigitan ular. Petugas pun menemukan luka pada lengan kiri korban yang ditutupi plester.
Kejadian di Indramayu ini sendiri menambah daftar kemunculan ular, salah satunya kobra, di beberapa daerah di Indonesia. Dinas Kesehatan (Dinkes) Indramayu diketahui telah melakukan antisipasi dengan menyediakan serum bisa ular.
Baca Juga:Berpuisi di Dalam Mobil, Warganet Auto Ngeri Lihat Tas Inul MIrip Ular
"Serum bisa ular sudah disiapkan di rumah sakit umum daerah," tegas Kepala Dinkes Kabupaten Indramayu, Deden Boni Koswara.