SuaraJabar.id - Saat ini Kota Bandung tercatat memiliki 44.000 titik Penerangan Jalan Umum (PJU). Idealnya, Kota Bandung memerlukan 67.000 titik agar seluruh sudut 'Kota Kembang' itu menjadi terang benderang di kala malam.
Saat ini Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung terus berusaha menutupi kekurangan tersebut.
"Idealnya Kota Bandung memerlukan 67.000 titik, DPU sedang menambah PJU sekitar 1.000-1.500 titik per tahun. Itu disesuaikan dengan anggaran pembangunan PJU dan perawatannya," ujar Kepala Bidang Penerangan Jalan Umum (PJU) Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung, Herdis Bekti di Taman Sejarah, Kota Bandung, Kamis (27/02/2020).
Rencananya, tahun ini DPU akan membangun PJU sebesar 70 watt di 13 lokasi dan 90 watt di dua lokasi, serta ada juga lelang PJU klasik seperti di Jalan Asia Afrika, yakni di Jalan Dewi Sartika, Jalan Dalem Kaum, dan Taman Pramuka.
Baca Juga:Pabrik Narkoba di Aset Pemkot Bandung, DPKP3: Izin Awal Buat Tempat Tinggal
Selain itu, lelang pemeliharaan yang dikontraktualkan termasuk pengecatan PJU, penggantian alat-alat seperti kabel dan penggantian lampu yang kurang bagus.
Terkait PJU yang rusak atau tidak menyala, Herdis mengungkapkan, saat ini pihaknya memiliki Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) baru, sehingga pemeliharaannya berada di Unit Pelaksana Teknis (UPT) masing-masing wilayah. Namun ada juga yang pemeliharaannya secara kontraktual.
"Banyak penyebab PJU bisa rusak. Selain cuaca, juga akibat masyarakatnya juga. Oleh karenanya masyarakat juga harus memelihara PJU. seperti banyak kasus pencurian kabel, lifetime yang sudah lama, itu masyarakat bisa melaporkan ke kami," katanya sebagaimana dilansir Ayobandung.com (jaringan Suara.com).
Selain itu, pada tahun 2020 ini DPU akan membangun PJU berbasis solar cell di dua wilayah yang kontur tanahnya lebih tinggi dan terbuka.
"PJU yang akan dibangun memakai solar cell baru akan dibangun di dua lokasi, Wetland Cisurupan dan Mbah Celeng, kita dulu yang dua lokasi itu dulu," katanya.
Baca Juga:Rumah Aset Pemkot Bandung Jadi Pabrik Narkoba!
Menurut Herdis, alasan membangun PJU yang memakai tenaga surya di dua lokasi tersebut, karena wilayahnya lebih tinggi dan terbuka, sehingga memudahkan tersinari matahari, berbeda jika berada di kawasan tengah kota.
"Di sana tanahnya lebih tinggi dan terbuka. Kalau di sini (pusat kota) bisa terhalang pohon dan bangunan," imbuh dia.