SuaraJabar.id - Dinas Kesehatan Kota Bandung menerima laporan sebanyak 24 orang warga Bandung masuk dalam kategori orang dalam pemantauan dugaan suspect virus corona atau Covid-19. Mereka memiliki riwayat bepergian ke negara terjangkit Virus Corona atau Covid-19.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Rosye Arosdiani menjelaskan sebelumnya ada 31 orang suspect virus corona. Tapi 7 orang dinyatakan negatif.
“Saat ini kami sedang melakukan pemantauan. Jadi, dalam statusnya, orang dalam pemantauan sudah ada 31. 7 sudah selesai, 24 masih dalam pemantauan. Dan ini pemantauan dilakukan selama 14 hari,” ujar Rosye di Balai Kota Bandung, Selasa (3/3/2020)
Warga dalam pemantauan ini memiliki riwayat perjalanan luar negeri pada negara terjangkit. Kekinian mereka tidak diperbolehkan keluar rumah selama masa pemantauan.
Baca Juga:Total Ada 6 Pasien yang Diawasi RSPI Terkait Corona, Salah Satunya WNA
“Pemantauan tersebut dilakukan di rumah, sebetulnya sehat biasa hanya batuk pilek biasa tapi baru pulang dari negara terjangkit. Siapa yang dilakukan pemantauan adalah orang-orang yang ada gejala batuk pilek. Tapi tidak ada sesak, dan baru dari negara terjangkit,” Ujar Rosye
Sejak awal virus corona muncul, sejak Januari tercatat ada 31 orang total orang dalam pemantauan. Namun 7 diantaranya sudah selesai, sudah lewat 14 hari.
“Berarti sudah aman, tidak ada permasalahan, dia tidak berlanjut menjadi pengawasan. Saat ini kita sedang memanta lagi yang 24 yang baru,” Ujar Rosye
Rosye mengungkapkan data 24 orang yang masuk ke dinas kesehatan, bersumber dari data laporan puskesmas, dan dari instansi atau perusahan yang baru melakukan perjalanan ke negara terjangkit.
“Ada instansi yang baru mengadakan perjalanan, baru pulang dari salah satu negara terjangkit kemudian datang dan meminta kepada kami untuk dilakukan pemantauan kepada orang-orang yang baru berangkat,” ujar Rosye.
Baca Juga:Digempur Isu Virus Corona, Bagaimana Prospek Saham RS Mitra Keluarga?
Hingga saat ini pihak Dinkes melakukan pemantauan dengan terus berkomunikasi dengan warga tersebut.
“Yang bersangkutan harus ada di rumah, siapa yang mau memastikan dia nggak keluar dari rumah? Kan enggak bisa ditahan. Ini harus koordinasi. Itu yang penting adalah menjalin komunikasi dengan yang bersangkutan dan keluarga tentunya,” ujar Rosye.
Kontributor : Silmi Kaffah