Hadapi Ancaman Sesar Aktif, Warga Kabandungan Dilatih Penyelamatan Diri dari Gempa Bumi

Pelatihan tersebut melibatkan puluhan warga dari Dusun Jayanegara, Babakan, dan Ciawitali. Peserta mendapatkan pemahaman dasar mengenai risiko gempa serta praktik evakuasi

Andi Ahmad S
Selasa, 01 Juli 2025 | 19:23 WIB
Hadapi Ancaman Sesar Aktif, Warga Kabandungan Dilatih Penyelamatan Diri dari Gempa Bumi
Warga Kabandungan Sukabumi Dilatih Penyelamatan Diri dari Gempa Bumi [Ist]

SuaraJabar.id - Star Energy Geothermal Salak Ltd. (SEGS) bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat terus memperkuat kolaborasi dalam membangun kesiapsiagaan masyarakat, khususnya di wilayah rawan bencana seperti Kecamatan Kabandungan.

Langkah konkret dilakukan melalui berbagai kegiatan edukatif dan pelatihan lapangan. Salah satu bentuknya adalah pelatihan kesiapsiagaan gempa bumi yang digelar pada April lalu, sebagai respons terhadap potensi gempa dari keberadaan dua sesar aktif di wilayah tersebut, yaitu Patahan Citarik dan Cimandiri.

“Melihat letak geografis Sukabumi yang dekat dengan sesar aktif, kami terus memperkuat sinergi dengan BPBD agar masyarakat semakin siap menghadapi kemungkinan bencana alam,” ujar Head of Policy Government and Public Affairs SEGS, Zerry Antro.

Pelatihan tersebut melibatkan puluhan warga dari Dusun Jayanegara, Babakan, dan Ciawitali. Peserta mendapatkan pemahaman dasar mengenai risiko gempa serta praktik evakuasi seperti teknik berlindung, menjauhi titik rawan, dan pentingnya bangunan tahan gempa.

Baca Juga:Waspada! Gempa Lembang Tak Picu Peningkatan Aktivitas, Tapi Tangkuban Parahu Simpan Potensi Erupsi

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Novian Rahmat Taufik, menyatakan bahwa kerja sama dengan sektor swasta menjadi elemen penting dalam pengurangan risiko bencana.

“Kesiapsiagaan adalah tanggung jawab bersama. Diperlukan keterlibatan aktif dari masyarakat dan dunia usaha,” ungkapnya.

SEGS dan BPBD berencana melanjutkan program serupa di wilayah lain sekitar area operasional perusahaan, sebagai bagian dari upaya membangun budaya sadar bencana di masyarakat.

Sementara itu, Kepala Desa Kabandungan, Bedi, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini.

“Pelatihan ini sangat bermanfaat. Kami kini lebih memahami risiko gempa dan langkah penyelamatan. Informasi ini akan kami sebarkan ke warga yang belum sempat hadir,” ujarnya.

Baca Juga:Perpindahan Halte TransJabodetabek ke Botani Square: DPRD Jabar Desak Kesiapan Penuh

Gempa Bumi

Gempa bumi (bahasa Inggris: Earthquake) adalah peristiwa alam berupa getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan tanah akibat pelepasan energi secara tiba-tiba di bawah litosfer sehingga menimbulkan gelombang seismik.

Intensitas gempa bumi bisa bermacam-macam, mulai dari peristiwa lemah, dirasakan ringan, dan hanya dapat dideteksi oleh seismometer, hingga peristiwa besar yang penuh hentakan kuat dan berlangsung beberapa detik hingga menit, melempar benda-benda ke atas udara, merusak infrastruktur penting, dan menimbulkan kehancuran di seluruh kota.

Aktivitas gempa bumi di suatu lokasi tertentu adalah laju rata-rata pelepasan energi seismik per satuan volume. Gempa bumi dipelajari oleh sebagian besar Seismologi, untuk mengetahui dampak dan mekanisme gempa bumi.

Gempa bumi sendiri jarang membunuh manusia atau satwa liar – biasanya peristiwa sekunder yang memicunya, seperti runtuhnya bangunan, kebakaran, tanah longsor, dan tsunami, adalah penyebab utama kematian. Banyak diantaranya yang mungkin bisa dihindari dengan membuat konstruksi bangunan yang lebih baik, sistem keselamatan, peringatan dini dan perencanaan.

Gempa bumi dapat terjadi secara alami atau disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti penambangan, fracking, dan uji coba nuklir. Titik awal pecahnya disebut hiposenter atau fokus, sedangkan permukaan tanah yang berada tepat di atasnya disebut episentrum.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini