Garut Biayai Hidup Warganya yang Merantau, Asal Jangan Pulang Mudik

Selama ini warga Garut yang memaksa pulang kampung ke Garut saat kondisi darurat corona ini karena mengkhawatirkan nasib anggota keluarganya di Garut.

Pebriansyah Ariefana
Selasa, 31 Maret 2020 | 21:16 WIB
Garut Biayai Hidup Warganya yang Merantau, Asal Jangan Pulang Mudik
Bupati Garut Rudy Gunawan. (Antara)

SuaraJabar.id - Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat akan membiayai hidup warganya yang merantau ke daerah episentrum virus corona. Dengan syarat warganya itu tidak boleh pulang mudik ke Garut.

Pemkab Garut menyiapkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi warga kurang mampu yang ditinggal merantau oleh anggota keluarganya di luar kota selama diberlakukannya darurat wabah corona.

"Kami minta mereka (perantau) udahlah jangan pulang ke Garut, Insya Allah di Garut itu ada yang ngurus, untuk beras ada," kata Bupati Garut Rudy Gunawan kepada wartawan di Garut, Selasa (31/3/2020).

Warga Garut yang merantau tidak semuanya orang kaya. Tetapi ada dari kalangan tidak mampu yang harus mencari penghasilan, kemudian uangnya dikirim ke Garut untuk menghidupi keluarganya. Menurut Rudy, selama ini warga Garut yang memaksa pulang kampung ke Garut saat kondisi darurat corona ini karena mengkhawatirkan nasib anggota keluarganya di Garut.

Baca Juga:Minibus Nyebur ke Selokan di Garut, Satu Penumpang Tewas

"Kalau tak pulang keluarganya bagaimana, mereka bukan orang kaya mereka cari mata pencaharian yang dikirim ke desa," katanya.

Ia mengungkapkan, dana yang siap dikucurkan oleh Pemkab Garut yakni dana bantuan bagi RW sebesar Rp10 juta yang bisa digunakan oleh RW masing-masing untuk kebutuhan keluarga tidak mampu yang ditinggal merantau.

"Kami menggunakan dana instrumen yang sekarang ada dana gotong royong RW yang Rp 10 juta," katanya.

Bupati mengimbau seluruh warga Garut yang merantau untuk mengikuti arahan pemerintah agar tidak mudik untuk mencegah penyebaran wabah virus corona.

Terutama, kata Rudy, warga Garut yang selama ini merantau di daerah yang ditetapkan sebagai zona merah wabah virus corona seperti Jakarta dan kota besar sekitarnya.

Baca Juga:Warga China Baru Injak Kaki di Garut, Langsung Diperiksa Corona

"Bapak Presiden meminta tak boleh ada mudik," kata Rudy.

Ia menambahkan, penyebaran wabah virus corona itu disebabkan kontak fisik antar-manusia, jika orang yang sudah terpapar virus tersebut maka akan mudah menularkan kepada siapapun yang ada di sekitarnya, termasuk keluarganya.

"Kalau virusnya kan diam, yang bergerak manusia, maka tolong dengan kejadian seperti ini diam dulu," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini