Kusnaedi menuturkan, untuk keseharian anak dan istirnya di rumah, tak jarang hanya mengandalkan pinjaman beras dari saudara.
Untuk lauk, istrinya terpaksa mengutang di tetangga.
"Biaya ke keluarga nol besar, untuk makan mereka di rumah terpaksa ngutang dari warung. Kalau ada saudara punya beras pinjam dari saudara, lauknya ngutang," ungkap Kusnaedi.
"Barang yang ada aja dijual, udah jual. Alat penetas bebek, hampir sebulan lebih sudah habis tiga dijual, itupun sudah pinjam lagi uang dari yang mau beli alatnya," Kusnaedi menambahkan.
Baca Juga:Penasihat LN Donald Trump: Kim Jong Un Kemungkinan Meninggal atau Lumpuh
Kusnaedi juga mengeluhkan belum adanya bantuan dari pemerintah yang sudah dijanjikan hingga sekarang.
Nasib terburuk, jika semakin krisis, Kusnaedi hanya mengharapkan bantuan dan sumbangan dari donatur.
"Perihal bantuan, kemarin sudah didata, ternyata sampai sekarang belum nyampe. Nggak tahu nanti, cuman mengharapkan dari donatur aja kalau ada," ujar Kusnaedi.
Kusnaedi mengungkapkan bahwa sejujurnya ia memiliki ketakutan jika terpapar Covid-19, namun keadaan membuatnya harus terus bekerja.
Dia hanya bisa berharap jika pemerintah bisa memberi bantuan dan tepat sasaran.
Baca Juga:Larangan Mudik, Bus di Terminal Cicaheum Bandung Masih Angkut Pemudik
"Sebenarnya takut ada, cuma karena saya berpikir kalau misal di rumah aja, anak istri saya jadi malah nanggung juga makan saya, kalau kayak gini di terminal minimal ada untuk bisa sendiri," tuturnya.