Cerita Pak RW di Bekasi Cari Sembako: Rela Tak Tidur hingga Diprotes Warga

Prinsip kemanusiaan yang selalu saya utamakan. Dikomplain sudah biasalah, namanya urusan perut."

Agung Sandy Lesmana
Kamis, 30 April 2020 | 03:55 WIB
Cerita Pak RW di Bekasi Cari Sembako: Rela Tak Tidur hingga Diprotes Warga
Ilustrasi--petugas menata paket sembako dan makanan siap saji di Kelurahan Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (8/4). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJabar.id - Soal penyaluran bantuan sosial (bansos) di masa pandemi COVID-19 di Kota Bekasi dikeluhkan banyak warganya. Ragam persoalan membayangi, mulai dari sosialisasi yang minim hingga ketidaksinkronan data di lapangan.

Tak sedikit publik menuding bansos dari Pemkot Bekasi salah sasaran. Mereka yang dikirimi paket kebutuhan pokok alias sembako malah termasuk golongan "berduit". Sementara yang seharusnya menerima manfaat, terpaksa gigit jari.

Kegeraman warga tidak cuma langsung menyasar Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, namun juga terhadap para Ketua RW sebagai pejabat lapis bawah yang melakukan pendataan.

Namun, kisah Ketua RW 14 Kelurahan Bekasi Jaya yang bernama Muhammad Tahrir ini mungkin bisa membuka tabir persoalan sebenarnya. Dari cerita Tahrir kita tahu bahwa ada juga Ketua RW yang benar-benar bekerja keras memperjuangkan hak warganya.

Baca Juga:Kenangan Rommy di Rutan KPK: Pimpin Salat Tarawih Tahanan Korupsi

“Saya terpaksa tidak tidur hanya untuk input data secara online,” kata Tahrir kepada Ayobekasi.net--jaringan Suara.com, Rabu (29/4/2020).

Dia menceritakan kendala yang dialaminya terkait sistem input data secara online di aplikasi Sapa Warga milik Pemprov Jawa Barat. Seperti diketahui, bansos untuk warga Kota Bekasi tak hanya berasal dari Pemkot Bekasi, tapi juga pemerintah pusat dan Pemprov Jabar seperti di daerah-daerah lain.

“Masuk server aplikasi itu berebutan. Harus tengah malam dan dini hari,” ujarnya.

Hampir setiap hari dia mencoba memasukkan data warga ke aplikasi meski tidak selalu berhasil. Satu hal yang menyemangatinya adalah rasa tanggung jawab terhadap amanat, terhadap warga yang memang layak mendapat bantuan. “Dua malam didapat 14 KK tambahan yang berhasil diinput. Alhamdulillah, pas bisa masuk server, senangnya,” tutur Tahrir.

Ia yaki kendala serupa juga dialami para Ketua RW di wilayah lain. Apalagi, tidak semua Ketua RW mengerti cara menggunakan aplikasi online lantaran faktor usia.

Baca Juga:Siswi SD Dicekoki Miras, Diperkosa Bergantian Habis Buka Puasa

“Harus dengan kesabaran untuk bisa masuk (server). Kita sadar kemampuan server Pemkot maupun Pemprov, tapi kita usahakan terus sampai pendaftaran dinyatakan ditutup,” ujar Tahrir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak