Cuma Bercelana Dalam, Pendaki Hilang di Gunung Guntur Berisiko Hipotermia

Bahaya hipotermia mengintai pendaki yang hilang di gunung Guntur, yang saat ditemukan hanya mengenakan celana dalam.

M. Reza Sulaiman
Senin, 06 Juli 2020 | 19:30 WIB
Cuma Bercelana Dalam, Pendaki Hilang di Gunung Guntur Berisiko Hipotermia
Ilustrasi Hipotermia [shutterstock]

SuaraJabar.id - Seorang remaja berusia 16 tahun asal Cilawu, Garut, Jawa Barat, ditemukan hanya menggunakan celana dalam setelah hilang lebih dari 31 jam di Gunung Guntur. Hal ini menimbulka kekhawatiran, mengingat suhu di atas gunung yang cukup rendah, berisiko membuat pendaki hipotermia.

Dilansir Hello Sehat, pendaki gunung dengan pakaian yang tidak memadai sangat berisiko mengalami hipotermia. Hipotermia sendiri merupakan kondisi tubuh yang bersuhu rendah di bawah 35 derajat Celcius.

Hipotermia merupakan keadaan darurat dan dapat mengancam nyawa. Hal ini dapat terjadi saat tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada produksinya, mengakibatkan Jantung, sistem saraf, dan organ lain tidak dapat bekerja dengan baik.

Gejala awal yang mungkin muncul adalah menggigil karena suhu mulai turun. Itu adalah pertahanan otomatis pada tubuh Anda terhadap suhu dingin, yaitu upaya untuk menghangatkan diri.

Baca Juga:Kisah Pendaki yang Hilang di Gunung Guntur, Ditemukan Tak Jauh dari Tenda

Secara umum, gejala dan tanda hipotermia adalah:

  1. Merasa kedinginan,
  2. Menggigil terus menerus,
  3. Merinding,
  4. Bibir berwarna biru,
  5. Tidak dapat menghangatkan diri,
  6. Kulit bayi dapat berwarna merah terang, dingin, dan sangat tidak bertenaga.

Gejala hipotermia menurut tahapannya adalah:

Ringan
Gejala kondisi ringan yang ditimbulkan adalah suhu tubuh sebesar 32,2-35, tekanan darah tinggi, menggigil, detak jantung dan pernapasan cepat, pembuluh darah menyempit, kelelahan, dan kurang koordinasi.

Sedang
Gejala kondisi yang sedang adalah suhu tubuh sebesar 28-32,2, detak jantung tidak teratur, tingkat kesedaran lebih rendah, pupil melebar, tekanan darah rendah, dan penurunan refleks.

Parah
Gejala kondisi yang termasuk kategori parah adalah kurang dari 28, susah bernapas, pupil tidak reaktif, gagal jantung, edema paru, dan jantung berhenti.

Baca Juga:Puncak Gunung Lawu Ditutupi Es, Suhunya Tembus 3 Derajat Celcius

Seiring dengan penurunan suhu tubuh, penderita akan berhenti menggigil dan akan menjadi bingung, mengantuk, dan kaku. Penderita akan berbicara cadel, bergumam, dan gagap. Denyut jantung melemah dan menjadi tidak teratur. Komplikasinya dapat berupa frosbite, gangren, chilblain dan trench foot.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini