SuaraJabar.id - Penyebab antrean penumpang KRL Jabodetabek di Stasiun Bojong Gede sampai meluber ke jalan ternyata tengah dilakukan pembatasan penumpang. Ini dilakukan agar tidak ada kepadatan di gerbong KRL.
Penumpang antre panjang di luar stasiun. Salah seorang pengguna KRL mengunggah video antrean itu. Antrean mulai panjang sejak pukul 05.30 WIB. Nettizen lain pun mengaku aneh dengan antran panjang itu. Padahal tidak sepanjang itu seperti biasanya.
Twitter resmi Commuter Line @CommuterLine menjelaskan ini untuk memutus penularan virus corona.

"Selamat pagi. Stasiun Bojong Gede dilakukan pembatasan penumpang untuk mencegah kepadatan di dalam rangkaian KRL. Tetap patuhi protokol kesehatan yg ada. Dan kami imbau agar selalu menjaga jarak demi kesehatan bersama. Kritik yang diberikan menjadi evaluasi kami kedepannya. Tks," begitu kicau @CommuterLine.
Baca Juga:Terungkap! Penyebab Antrean di Stasiun Bojong Gede Sampai Meluber ke Jalan
Stasiun Bogor juga padat
Stasiun Bogor masih padat, Selasa (7/7/2020) hari ini. Antrean panjang mengular sampai parkiran dan luar stasiun. Namun antrean itu tidak sepadat Senin (6/7/2020) kemarin.
Tapi tetap saja nettizen masih mengeluhkan kepadatan antrean stasiun. Bahkan antrean panjang terjadi sejak Selasa subuh sebelum matahari terbit.

"Bogor! emang nggak ada sepi nya yaaa. Jam segini aja antrian masuk peron masih panjang aja," kicau @bogorfess 13 menit lalu.
Sementara itu akun @pedulisetan mejang 2 foto yang memperlihatkan antrean panjang sudah terjadi sejak subuh.
Baca Juga:Antrean Penumpang KRL di Stasiun Bojong Gede Sampai Meluber ke Jalan
"Definisi belum kerja tapi sudah cape. Foto ke 2 keadaan di luar difotoin pak suami," kata dia.
2 jam antre untuk bisa naik kereta
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan sempat terjadi penumpukan penumpang KRL di Stasiun Bogor pada Senin (6/7/2020) pagi. Para penumpang tersebut harus meninggu sekitar 2 jam untuk bisa masuk ke gerbong.
"Pagi ini warga Bogor harus mengantre selama satu setengah sampai 2 jam untuk bisa masuk ke gerbong kereta," ujar Bima seperti diberitakan Ayobandung.com - jaringan Suara.com.
Menurut Bima, penumpukan kali ini lebih banyak ketimbang pekan sebelumnya.
"Ini terjadi karena jumlah penumpang sudah dekati angka normal karena banyak sektor sudah dibuka di ibukota tapi kapasitas gerbong tetap dibatasi 35 persen," katanya.
- 1
- 2