Kisah dari Kampung Tusuk Sate, Meregang Nasib di Tengah Pandemi

Tak hanya di saat momen Iduladha saja warga Kampung Cipicung menjalankan aktivitasnya sebagai perajin tusuk sate, namun juga dilakoni sepanjang tahun.

Chandra Iswinarno
Senin, 27 Juli 2020 | 04:05 WIB
Kisah dari Kampung Tusuk Sate, Meregang Nasib di Tengah Pandemi
Para perajin tusuk sate di Kampung Cipicung, Desa Wangunjaya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. [Sukabumiupdate.com]

SuaraJabar.id - Suasana perayaan Iduladha 2020 yang kerap disambut gegap gempita oleh warga di Kampung Cipicung, Desa Wangunjaya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, kini disambut kemuraman tak terkira.

Warga Kampung Cipicung yang mayoritas bekerja sebagai perajin tusuk sate, kini mulai gigit jari lantaran omzet menurun drastis di tengah Pandemi Covid-19.

Kenyataan tersebut terungkap dari seorang warga yang juga bekerja sebagai perajin tusuk sate, Soleh. Pria berusia setengah abad tersebut, kini harus bersiap menangguk rugi.

"Di sini hampir seluruh warga menjadi perajin tusuk sate. Namun di tengah pandemi ini, kami kehilangan pesanan dari luar daerah dan merugi," kata Soleh seperti dilansir Sukabumiupdate.com-jaringan Suara.com di Cianjur pada Minggu (26/7/2020).

Baca Juga:Idul Adha Sebentar Lagi, Yuk Intip Resep Buat Sate Maranggi

Tak hanya di saat momen Iduladha saja warga Kampung Cipicung menjalankan aktivitasnya sebagai perajin tusuk sate, namun juga dilakoni sepanjang tahun. Pun tak heran, jika warga banyak mengenal Kampung Cipicung sebagai kampung tusuk sate.

"Setiap hari para perajin beraktivitas membuat tusuk sate, mulai dari memotong bambu hingga menjadi beberapa bagian untuk kemudian diraut menjadi sebuah tusuk sate," jelasnya.

Meskipun pesanan dari luar daerah mengalami penurunan yang drastis, jelas Soleh, para perajin terus tetap memproduksi tusuk sate setiap hari.

"Lebih kurang seratusan perajin yang biasa memenuhi kebutuhan tusuk sate untuk didistribusikan ke luar daerah, seperti Bogor dan Jakarta," ucapnya.

Namun, sejak lima bulan terakhir pesanan tusuk sate dari luar daerah terus menurun, bahkan dapat dikatakan hilang.

Baca Juga:Sate Klathak, Ruji Brompton "Cerita Sepulang Kerja"

"Biasanya momen idulAdha jadi waktu kami untuk meraup untung. Di tahun-tahun sebelumnya, kami biasa mengirim pesanan hingga 1.000 bal tusuk sate," ujarnya.

Meski begitu, dia berharap kondisi Pandemi Covid-19 dapat segera berakhir dan usaha mereka kembali normal.

"Kami hanya mengandalkan usaha dari tusuk sate, dan kondisi ini diharapkan segera berakhir," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini