Alat Deteksi Rusak, BMKG Cianjur Kesulitan Deteksi Potensi Tsunami

Kesulitan untuk mendeteksi terjadinya tsunami di wilayah pantai laut selatan. Terlebih dengan munculnya hasil riset ITB yang menyebutkan potensi mega tsunami di pantai selatan

Ari Syahril Ramadhan
Senin, 28 September 2020 | 08:05 WIB
Alat Deteksi Rusak, BMKG Cianjur Kesulitan Deteksi Potensi Tsunami
Riset tsunami 20 meter dari jurnal Ilmiah Nature (nature.com)

SuaraJabar.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, kesulitan mendeteksi potensi tsunami. Ini dikarenakan karena dua alat deteksi dini atau early warning system (EWS) yang terpasang di Pantai Selatan Cianjur dalam kondisi rusak.

"Dua alat pendeteksi tsunami yang dipasang pemerintah pusat di Pantai Selatan Cianjur sudah tidak berfungsi dengan baik, namun kami tidak dapat melakukan perbaikan karena alat tersebut milik pemerintah pusat," kata Kepala BPBD Cianjur Dedi Supriadi saat dihubungi, Minggu (27/9/2020)

Sehingga, pihaknya kesulitan untuk mendeteksi terjadinya tsunami di wilayah pantai laut selatan. Terlebih dengan munculnya hasil riset ITB yang menyebutkan potensi mega tsunami dengan gelombang setinggi 20 meter akan melanda Laut Selatan Jawa. Oleh karena itu, pihaknya menjalin koordinasi dengan ITB yang mengeluarkan hasil riset.

Sedangkan terkait rusaknya alat deteksi dini tsunami tersebut, pihaknya telah bersurat ke kementerian terkait agar segera diperbaiki atau diganti dengan alat yang baru, sehingga deteksi dan peringatan dini bagi warga sekitar dapat dilakukan secara maksimal.

Baca Juga:Analisis Dosen UGM Soal Ancaman Tsunami dan 4 Berita SuaraJogja Lainnya

"Selama ini, kami sudah melakukan antisipasi meski alat deteksi dini sudah terpasang, termasuk mitigasi bencana dan proses evakuasi ketika terjadi bencana. Bahkan, terkait hasil riset ITB, kami siagakan Retana di masing-masing desa di wilayah pantai selatan," tuturnya.

Bahkan, untuk mengantisipasi bencana tsunami yang diperkirakan dapat terjadi kapanpun, pihaknya telah meminta relawan untuk menyosialisasikan pada warga di sepanjang Pantai Selatan Cianjur, untuk jeli membaca tanda-tanda alam akan terjadinya bencana dan segera mengungsi.

"Tidak hanya relawan, kami sudah memberikan pelatihan pada warga di pantai selatan untuk tanggap bencana dan segera mengungsi jika melihat gelombang tinggi disertai angin kencang atau ketika melihat air laut tiba-tiba surut dengan cepat," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini