Permintaan Kopi Wine Garut Terus Meningkat

Kopi wine garut memiliki kualitas rasa tersendiri dibandingkan dengan jenis kopi yang diproses biasa.

Ari Syahril Ramadhan
Senin, 28 September 2020 | 10:05 WIB
Permintaan Kopi Wine Garut Terus Meningkat
Ilustrasi kopi (Shutterstock)

SuaraJabar.id - Permintaan pasar atas kopi wine Garut terus meningkat. Hal ini mendorong Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Jawa Barat, mendorong pengembangan produksi kopi wine.

yang saat ini pasarnya bagus di pasar lokal Garut, bahkan di beberapa kota besar di Indonesia seperti Bandung dan Jakarta,

Kopi wine garut memiliki kualitas rasa tersendiri dibandingkan dengan jenis kopi yang diproses biasa.

"Permintaan untuk kopi yang diproses dengan proses wine dan natural cukup tinggi," kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Ardhy Firdian di Garut, Minggu (27/9/2020).

Baca Juga:GEGER! Paguyuban Kandang Wesi di Garut Cetak Uang Sendiri, Ubah Garuda

Ia menuturkan, sejumlah kelompok petani kopi di Garut sudah memiliki kemampuan khusus dalam mengolah kopi, salah satunya diproses secara wine dari jenis kopi arabika berkualitas yang dipetik di lahan pegunungan Garut.

Hampir seluruh kedai kopi di Garut, kata dia, saat ini sudah menyediakan kopi tersebut, bahkan beberapa kedai kopi di kota besar seperti Bandung dan Jakarta juga menyajikan kopi wine.

Menurut Ardhy, mereka yang selama ini menikmati kopi wine itu mengaku rasanya berbeda dengan jenis kopi yang diproses biasa yakni aroma buah kopi dan tingkat keasamannya lebih kuat.

"Fruity dan acidity-nya lebih kuat dibanding kopi biasa," katanya.

Ia mengatakan, kopi wine yang memiliki cita rasa tersendiri itu dijual dengan harga cukup tinggi dibandingkan kopi proses biasa, yakni wine dalam bentuk green bean seharga Rp160 ribu sampai Rp180 ribu per kg, sedangkan roast bean seharga Rp400 ribu sampai Rp500 ribu per kg.

Baca Juga:Kasus Ubah Lambang Negara, Polisi Periksa 5 Orang Saksi

Selama ini, lanjut dia, petani kopi baru mampu memproduksi secara terbatas hanya 3 sampai 5 ton setiap bulan per kelompok, atau sekitar 30 sampai dengan 50 ton untuk satu musim yang hanya dilakukan oleh beberapa kelompok tani.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak