Mengenal Kent Kent, Seniman Tato Bandung Peraih Rekor Dunia

"Si akang tukang becak itu keburu lari karena takut, motifnya baru cuma garis-garis aja, padahal saya bayar dulu buat tato dia," imbuhnya.

Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 06 Oktober 2020 | 12:33 WIB
Mengenal Kent Kent, Seniman Tato Bandung Peraih Rekor Dunia
Yusepthia S atau yang lebih akrab dikenal Kent Kent sedang melakukan penjurian di acara Tanjung Pinang Tattoo Fest, pada 2016 lalu. [Instagram/03_kent_tattoo_event]

Sementara kalau dari segi motif gambar, kata Kent, hanya mengalami variasi dan evolusi saja. Namun, perkembangan gambar motif tato itu sangat dipengaruhi sekali oleh perkembangan alat-alat tatonya sendiri. Dulu, kata Kent, ketika alatnya terbatas maka perkembagang motif gambar tatonya pun cenderung monoton.

"Dulu karena alatnya masih tradisional jadi gambarnya juga masih blok-blokan jadi hanya terbatas pada tanda, stempel, logo, ya motif itu aja," bebernya.

Berbeda dengan era sekarang, dimana gambar tato itu sudah mengenal aspek gambar tiga dimensi. Perpaduan warna yang disuguhkan pun terbilang lebih banyak.

"Kalau dulu kan hanya terpaku pada warna merah, biru, dan hitam. Nah kalau sekarang varian warnanya lebih banyak, bisa putih, pink, ungu, hijau dan seterusnya, kurang lebih ada sampai 150 warna," ungkapnya.

Baca Juga:Viral Emak-emak Protes Mahalnya Biaya Wisuda, Unikom Buka Suara

Untuk jenis motif gambar yang paling diminati saat ini, Kent mengaku cukup sulit mengukur hal itu. Musababnya, ucap dia, khusus di studio tato miliknya, sebelum mentato klien biasanya terlebih dahulu melakukan diskusi dengan klien, tato apa yang cocok buat klien.

"Jadi tidak serta merta ketika si klien memberikan gambar langsung dikerjakan, tapi ada obrolan dulu perihal nilai tato itu sendiri," katanya.

Ada semacam edukasi yang diterapkan Kent kepada para klien ihwal nilai tato yang akan menempel permanen di kulit klien.

"Bahkan tidak jarang bikin tatonya hanya setengah jam sedangkan konsultasinya bisa sampai 3 jam, karena harus mantap dulu ketika akan ditato," cetusnya.

Meski begitu, kata dia, tak jarang ada juga klien yang ingin ditato terpaku kepada gambar lantaran banyak diminati orang sehingga terkesan ikut-ikutan.

Baca Juga:Masuk Zona Merah, Kota Bandung Tingkatkan Level Kewaspadaan

"Itu namanya musiman, kalau sekarang sih udah gak zaman yang kaya gitu," katanya.

Tiap klien, kata dia, pasti berbeda-beda motif gambar yang diinginkan. Hal itu, disesuaikan dengan kecocokan klien dengan gambar atau motif tato yang akan dibikin tatoist.

"Misalkan, ada klien yang ingin ditato tengkorak karena dirinya merasa penakut, jadi dia tidak ikut-ikutan sama yang lain dong karena nilainya pasti berbeda," ujarnya.

Kent Tatto Studio memiliki ciri khas dalam tatonya. Kent mengusung dua istilah nama bagi jenis motif gambar yang yang menjadi daya tarik orang untuk ditato di studio miliknya. Keduanya yaitu Bio Organic dan Energi.

Untuk Bio Organic lebih mencitrakan gambar abstrak namun syarat dengan perpaduan warna juga shading sehingga menghasilkan efek tiga dimensi.

Sementara, Energi lebih mengarah kepada simbol-simbol yang memiliki arti tersendiri bagi orang yang memasang tato jenis Energi di tubuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini