"Dari dulu jalan tersebut tidak pernah ada pengerasan dan pengaspalan, padahal itu akses perekonomian, pendidikan juga kesehatan," lanjut Dewi.
Sementara itu, Yandi (32 tahun) warga Kampung Bojongwaru 2 Desa Nangela, Kecamatan Tegalbuleud mengatakan, selain melintasi jalan berlumpur, ia juga harus menyebrangi sungai.
"Terutama warga yang berada di Kampung Selaeurih kalau mau ke jalan aspal. Ada empat jembatan kecil terbuat dari pohon kelapa, dan yang besarnya ada dua jembatan. Tapi tetap harus turun ke sungai karena tidak ada jembatan. Dari dulu belum ada perbaikan infrastuktur, semuanya hasil gotong royong warga," tegasnya.
Diwawancarai terpisah, Kasi Pembangunan Desa Nangela, Kecamatan Tegalbuleud, Ewin Wasito menjelaskan bahwa awalnya jalan tersebut sempat dibuka atau dilakukan pelebaran sepanjang 11 kilometer dan lebar 9 meter, yang merupakan program dari Pemprov Jawa Barat.
Baca Juga:Patuhi Protokol Kesehatan! Tempat Wisata di 8 Daerah Ini Diawasi Ketat
"Namun katanya sekarang oleh Pemkab. Itu jalan tembusan ke Jalan Cimahpar Desa Bangbayang yang tahun kemarin baru diaspal. Untuk jembatan gantung di Sungai Cicurug, dulunya ada namun sudah dua sampai tiga kali terbawa arus air sungai. Pihak desa saat ini menunggu laporan dari kadus (kepala dusun)," pungkasnya.