Dokter: Masalah Jantung Tingkatkan Risiko Meninggal Pasca Olahraga

Meninggal pasca olahraga bisa terjadi pada siapa saja. Namun dokter mengatakan, risiko paling besar ada pada orang dengan masalah kesehatan jantung.

M. Reza Sulaiman | Lilis Varwati
Kamis, 17 Desember 2020 | 17:43 WIB
Dokter: Masalah Jantung Tingkatkan Risiko Meninggal Pasca Olahraga
Masalah kesehatan jantung (Shutterstock)

SuaraJabar.id - Meninggal pasca olahraga bisa terjadi pada siapa saja. Namun dokter mengatakan, risiko paling besar ada pada orang dengan masalah kesehatan jantung.

"Olahraga ada bahayanya tentu karena masalah kesehatan. Biasanya kalau meninggal pasca olahraga itu masalah kesehatannya di jantung. Apakah serangan jantung atau pun gangguan irama jantung," jelas dokter spesialis penyakit dalam dr. Surya Wijaya Sp.PD, dalam webinar bersama komunitas sepeda Bike2Work, Rabu (16/12/2020).

Menurut Surya, kebanyakan orang meninggal pasca berolahraga lantaran kurang mengenali kondisi kesehatannya sendiri.

Jika seseorang memamng memiliki masalah kesehatan pada jantung atau pun memaksakan aktivitas fisik melebihi kemampuan kerja jantungnya, maka kondisi itu yang menyebabkan bahaya hingga brrakibat meninggal dunia.

Baca Juga:Lemak Subkutan versus Visceral, Mana yang Lebih Baik untuk Tubuh?

Dokter Surya menjelaskan bahwa ada perkiraan fungsi jantung berdasarkan berapa persen denyut nadi maksimal tubuh.

Bagi orang awam, ia menyarankan sebaiknya aktivitas fisik atau olahraga dilakukan maksimal 90 persen batas denyut nadi maksimal.

"Kalau mau meningkatkan kebugaran, membakar lemak, menurunkan berat badan bisa lakukan aktivitas dari ringan hingga ke sedang berat mungkin denyut nadi mulai 60-90 persen. Kalau mau membentuk badan bisa 90-100 persen, itu biasanya untuk atlet," ujar dokter Surya.

"Kalau saya tidak terlalu merekomendasikan intensitas tinggi ini untuk orang awam karena tidak bisa dilakukan dalam jangka waktu lama. Karena nanti akan membebani jantung," lanjutnya.

Ia menjelaskan cara menghiting denyut maksimal cukup dengan rumusan 220 dikurangi usia dalam tahun dan dikali denyut nadi normal per menit. Hasil hitungan tersebut menjadi denyut nadi maksimal 100 persen.

Baca Juga:Sempat Koma hingga di Ambang Maut, Dokter di Jakarta Sembuh dari Covid-19

Untuk menentukan jenis atau lamanya berolahraga, dokter Surya menyarankan harus menyesuaikan kemampuan jantung dan tidak melebihi kemampuan denyut nadi maksimal.

"Sesuaikan dengan target kita. Harus tahu batasan diri," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini