SuaraJabar.id - Bulan Desember disebut-sebut sebagai bulan yang sering terjadi bencana alam tsunami. Benarkah?
Gempa dan tsunami yang terjadi di Aceh pada 2004 lalu terjadi pada tanggal 26 Desember. Dua tahun lalu, letusan Gunung Krakatau pada 22 Desember 2018 juga memicu tsunami.
Menanggapi hal ini, ahli mitigasi gempa dan tsunami BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika) Dr. Daryono membongkar data sejarah tsunami di Indonesia di masa lalu untuk menjawab pertanyaan ini.
Menurut Daryono, katalog tsunami Indonesia menyebutkan ada 114 kejadian tsunami di tanah air sepanjang sejarah.
Baca Juga:Yuk Buat Rencana Libur Akhir Tahun 2020 di Rumah Saja
"Jika kita mencermati catatan sejarah kejadian tsunami di Indonesia dari katalog tsunami, sebanyak 114 kejadian tsunami yang dikompilasi berdasarkan bulan kejadiannya, maka diperoleh jumlah kejadian tsunami untuk masing-masing bulan dalam setahun," jelasnya dilansir sukabumiupdate.com-jaringan Suara.com, Rabu (23/12/2020).
Dari hasil penulusran tersebut, dapat diketahui jika 114 kejadian tsunami di Indonesia itu terjadi di seluruh bulan dari Januari hingga Desember. Berikut catatan BMKG;
-Bulan Januari terjadi 11 kali tsunami
-Bulan Februari terjadi 12 kali tsunami
-Bulan Maret terjadi 11 kali tsunami
Baca Juga:Shopee Tampilkan Stray Kids dan GOT7 di TV Show Shopee 12.12 Birthday Sale!
-Bulan April terjadi 8 kali tsunami
-Bulan Mei terjadi 6 kali tsunami
-Bulan Juni terjadi 4 kali tsunami
-Bulan Juli terjadi 8 kali tsunami
-Bulan Agustus terjadi 9 kali tsunami
-Bulan September terjadi 12 kali tsunami
-Bulan Oktober terjadi 8 kali tsunami
-Bulan November terjadi 12 kali tsunami
-Bulan Desember terjadi 12 kali tsunami
Berdasarkan data kejadian tsunami per bulan tersebut di atas menurut Daryono tampak bahwa bulan dengan jumlah peristiwa tsunami paling banyak terjadi pada bulan Februari, September, November, dan Desember masing masing 12 kejadian tsunami.
Sementara kejadian tsunami yang paling sedikit terjadi pada bulan Juni sebanyak 4 kali. Mengacu data ini maka pendapat yang menyebutkan bahwa Desember adalah satu-satunya bulan dengan peristiwa tsunami paling banyak tidaklah benar.
"Data membuktikan bahwa Desember ternyata bukan satu-satunya bulan dengan kejadian tsunami paling banyak," tegasnya.
Berdasarkan sumber dan pembangkitnya, sambung Daryono secara ilmiah tsunami memang tidak mengenal musim. Gempa tektonik, longsoran dalam laut, erupsi gunung api adalah fenomena geologis yang dapat terjadi kapan saja tidak hanya pada bulan-bulan tertentu seperti halnya fenomena cuaca dan iklim, sehingga kapan saja dapat terjadi tsunami.
"Jumlah kejadian tsunami di atas tentu bukan jumlah yang mutlak, karena bisa jadi masih ada data kejadian tsunami lainnya yang terlewat dan belum dikompilasi. Namun demikian data ini cukup untuk memberi gambaran sementara distribusi kejadian tsunami pada masing-masing bulan," bebernya.
"Kapan saja, sebaiknya kita harus waspada dan siaga tsunami, khususnya masyarakat di wilayah pesisir yang pantainya berhadapan dengan sumber gempa di dasar laut dan sudah dinyatakan sebagai pantai rawan tsunami," pungkas Daryono.