"Teman-temannya juga enggak kooperatif memberikan saksi ya KARENA TAKUT. Nanti mereka lagi yang kena sasaran," imbuhnya.
Affi menjelaskan bahwa dirinya sudah melaporkan kasus tersebut ke pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Walau begitu, saudara korban yang juga santri di pesantren tersebut malah menutupi kasus itu dari kedua orang tuanya dan menolak kasus ini ditindaklanjuti.
"Sejauh ini sudah saya dilaporkan ke KPAI melalui salah satu keluarga saya juga. Kakak korban yang seorang santri menutupi dari orang tuanya. Menolak kasusnya ditindaklanjuti, alias disudahi saja," tandas Affi.
Baca Juga:Harlah NU ke-95, Ganjar Canangkan Program 'Jogo Santri Jogo Kiai'
Melihat tak ada pihak yang dapat diajak kerja sama termasuk kakak korban, Affi lantas memberitahu pihak orang tua korban yang pernah menjadi santri di tempat itu.
Dari penuturannya kedua orang tua korban, Affi menemukan bahwa pernyataan kakak korban yang sudah memberitahu kepada kedua orang tuanya tentang kejadian itu adalah bohong.
"Hari ini saya klarifikasi menanyakan ke ortu si korban (kebetulan kenal karena mbak ini dulu juga santri sini, yang mengasuh saya saat kecil). 1. Belum ada laporan ke orang tua. 2. Kakak korban konfirmasi ke saya sudah dilaporkan orang tua dan tidak perlu diperpanjang," jelas Affi.
Mengetahui informasi tersebut, orang tua korban turut berterima kasih pada Affi karena sudah perduli dengan anaknya.
Tak menganggap remeh kasus penganiayaan ini, Affi juga melaporkan kejadian ini pada jaringan Gusdurian di wilayah pesantren. Perempuan ini juga menghubungi mantan ajudan Presiden Gus Dur, Priyo Sambadha untuk membantunya.
Baca Juga:Diduga Tak Salat di Masjid, Seorang Santri Dijotosi oleh Anak Kyai
"Oiya saya juga sudah melaporkan ke jaringan Gusdurian di wilayah pesantren ini. Matur suwun arahannya Pak @PSambadha kemana saya harus menghubungi," ucapnya.
Meskipun begitu, Affi mengatakan ia begitu menghormati pamannya yang punya dan memimpin pesantren tersebut. Namun karena kasus itu sudah berkali-kali ia dengar, akhirnya ia tak tahan untuk melaporkan.
"Yang punya pesantren orang besar, sayapun sungguh menghormati beliau sebagai seorang Kyai dan Pakdhe saya sendiri. Tapi, ini sudah berkali-kali saya dengar. Yang katanya sudah selesai tapi berulang. Ngapunten," tuturnya.
Di utasannya itu, Affi mengatakan ia siap menerima konsekuensi apapun atas bergulirnya kasus tersebut. Ia juga berharap tidak semua pesantren seperti itu.
"Setelah ini saya siap menerima konsekuensi apapun dari pelaporan saya ke media sosial, jaringan Gusdurian dan KPAI. Doakan mudah-mudahan bisa dikawal, mudah-mudahan dibantu. Mudah-mudahan tidak semua pesantren seperti ini," terang Affi.
Affi turut menegaskan bahwa dalam kasus ini, dia menyoroti tindak kekerasan pelaku bukan pesantrennya. Karena menurutnya didikan pesantren tersebut sangat bagus.