"Setelah fase itu kang Jalal juga banyak mencurahkan pemikirannya tentang kritikal thinking terhadap agama beliau mengkritik hadits, sejarah. Nah itu juga yang sangat menarik," bebernya.
Selanjutnya, corak pemikiran ataupun gagasan kang Jalal lebih dominan di ranah spiritualitas semisal kajian-kajian tentang sufistik ubran.
"Lahirnya pemikiran kang Jalal tentang pluralisme saya kira juga punya porsi yang sangat kuat juga untuk apa yang saya lakukan hari ini. Yang jelas sosok beliau ini estafet bagi generasi setelahnya," tukasnya.
Kang Jalal pun diketahui sempat terjun ke dunia politik. Ia mengambil langkah dengan menerima pinangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), lantas kemudian terpilih sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pada periode 2014-2019.
Baca Juga:Jalaludin Rakhmat, Cendekiawan Dan Tokoh Syiah Indonesia Wafat
Menurut Wawan, terjun ke panggung politik praktis tidak lantas membuat citra Kang Jalal negatif. Wawan meyakini keterlibatan langsung beliau di dunia politik tidak semata-mata untuk memuaskan dagaha kekuasaan, melainkan agar ide gagasan Kang Jalal bisa lebih dikenal khalayak luas dan berimbas pada kebijakan di tingkat pemerintahan.
"Saya melihat beliau berpolitik bukan untuk kepentingan kekuasaan, tapi mengimplementasikan ide-idenya yang sudah lama dia usung jadi beliau bukan tipikal orang yang nafsu dengan kekuasaan tapi saya melihat implementasi wacana dengan hal yang konkrit termasuk kebijakan," cetusnya.
Beliau pun dikenal sebagai pendiri organisasi massa Islam Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI). Kang Jalal pun menjadi Ketua Dewan Syuro IJABI.
"Saya sebagai orang yang dibesarkan di kultur NU dan sebagai orang yang sekarang aktif dalam kegiatan interfaith, saya kira kang Jalal menjadi sosok penting dan dihormati," tutupnya.
Kontributor : Aminuddin
Baca Juga:Ustaz Jalaludin Rakhmat akan Dimakamkan di Rancaekek Kabupaten Bandung