Dulu Dikejar Debt Collector Kini Jadi Miliarder, Ternyata Begini Caranya

Berkat bambu, Adang Muhidin mampu merubah kondisi hidupnya dari terlilit hutang menjadi memiliki omzet ratusan juta per bulan.

Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 02 Maret 2021 | 12:47 WIB
Dulu Dikejar Debt Collector Kini Jadi Miliarder, Ternyata Begini Caranya
Adang Muhidin menunjukan hasil karyanya yang terbuat dari bambu. Dalam sebulan ia mampu mendapat omzet hingga di atas seratus juta rupiah dari produksi produk berbahan bambunya. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

Ia pun bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk melakukan riset. Setahun kemudian usahanya pun mulai berkembang dengan berbagai kerajinan unik berbahan dasar bambu.

Dari mulai biola, gitar, bass hingga drum. Produksnya langsung masuk pasar internasional dan ikut dalam bergbagai pameran internaisonal. Negara-negara yang dari awal menggaetnya adalah Jepang, Malayasia hingga Rumania.

Pundi-pundi rupiah yang didapatkannya pun mulai naik drastis. Omzet terbesar yang didapatnya mencapai Rp 250 juta ketika menerima order dari Malayasia. Sementara omzet rata-rata kisaran Rp 50-100 juta per bulan.

"Saya juga kan produksi set alat makan seperti sendok, garpu harganya Rp 40 ribu. Termasal drum Rp 35 juta," terang Adang.

Baca Juga:Dampak Pandemi, Pengrajin Anyaman Bambu: 10 Hari Hanya Bisa Buat 5 Biji

Bisnis produksi kerajinan bambunya mulai terganggu setelah pandemi Covid-19 mewabah. Semua orderan yang disepakati dengan berbagai negara akhirnya di-cancel akibat kebijakan lockdown.

"5 bulan pertama stress, semua orderan di cancel dan dipending," ucapnya.

Mulai September 2020, usahanya berangsur membaik setelah Adang mengganti strategi usahanya. Ia mulai memproduksi kerajinan lain selain alat musik seperti tumbler hingga maket rumah.

"Mulai September kan banyak acara acara online, mereka butuh merchandise. Akhirnya kita tawarkan tumbler, alat makan. Mulai banyak permintaan dari dinas, BUMN," ujarnya.

Omzet yang didapat pun fantastis. Dimana dalam sebulan Adang bisa meraup Rp 100 juta. Untuk sementara ini ia mengejar produk dengan harga minimalis, yang bisa dijangkau dengan harga miring.

Baca Juga:Bentrok Geng Motor di KBB, Polisi Tetapkan Lima Orang Tersangka

Sejauh ini kerajinan teranyarnya itu sudah menembus berbagai daerah di Indonesia. Seperti Jakarta, Jawa, Bali, Lampung, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah hingga Kalimantan Barat.

"Paling laku memang tumbler buat souvenir. Maket rumah kurang. Tumbler dijual Rp 120-180 ribu. Kita ngejar pasar lokal," pungkasnya. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini