Dari pantauan Ayobandung.com-jejaring Suara.com, Minggu, 9 Mei 2021, nyaris tidak ditemukan adanya pengendara yang tampak seperti pemudik. Kebanyakan di antaranya terlihat seperti warga sekitar dengan plat nomor D dan Z.
![Petugas Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menggagalkan rombongan masyarakat yang nekat mudik secara tersembunyi melalui jalur laut pada Minggu (9/5/221) di perairan Teluk Jakarta. [ANTARA/HO-Ditjen Perhubungan Laut, Kemenhub]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/05/09/95702-pemudik-lewat-jalur-laut-diputar-balik.jpg)
Pengemudi sepeda motor yang menggunakan jalan itu pun seringkali memacu kendaraan dengan ugal-ugalan. Jarang sekali ditemui pengemudi yang menggunakan helm, dan tidak sedikit di antara mereka yang mengambil jalur lawan arah secara ekstrem, bahkan sampai nyaris ke bahu jalan.
Oleh karena kondisi yang demikian, wajar saja jika jalan ini menjadi lokasi yang rawan kecelakaan. Bahkan, di saat melakukan pemantauan, terjadi kecelakaan yang menyebabkan kepala pengemudi bocor.
Seandainya pemudik terlalu khawatir untuk melintasi jalan di siang hari karena ramainya pengemudi sepeda motor yang memacu kendaraannya dengan kencang, pemudik bisa memilih waktu pada malam hari. Akan tetapi, ada risiko tersendiri juga yang harus dihadapi.
Baca Juga:Menhub Klaim Penyekatan Berlapis Efektif Turunkan Arus Mudik Lebaran
Sekitar pukul 22.00 WIB Jalan Pacet-Cibeureum sudah terbilang sangat sepi. Bahkan, pada sekitar pukul 23.30 WIB, dari Jalan Raya Pacet menuju Desa Cikitu sampai Desa Sukapura, hanya ditemui satu warung yang buka. Dari Sukapura dan seterusnya, jalanan semakin gelap, berkelok-kelok dan licin.
Seorang warga setempat Endang Syarifudin mengatakan Jalan Raya Cibeureum memang cenderung sepi dari pemudik yang melintas.
"Sepi kalau di sini. Mungkin karena kondisi jalanannya, ya. Gelap," ujar Endang saat ditemui sekitar pukul 00.00 WIB, Minggu (9/5/2021).
Jalan Raya Cibeureum memang sangat gelap pada malam hari. Kendaraan dengan kondisi lampu yang tidak terlalu terang akan sangat berisiko saat menempuh jalur ini. Selain itu, ternyata dari Desa Sukapura sampai seterusnya adalah jalanan yang rawan pembegalan.
Fikri Nurhalim, seorang pedagang bakso di Jalan Raya Pacet, mengatakan, Jalan Raya Cibeureum merupakan lokasi favorit para begal untuk beraksi. Baik pengemudi sepeda motor maupun mobil, sangat rentan menjadi korban jika melewati jalan saat malam sudah tiba.
Baca Juga:Hari Keempat Larangan Mudik, 1.500 Kendaraan Gagal Masuk Palembang
"Di Jalan Cibeureum mah banyak begal, masih rawan begal kalau di sana," ungkap Fikri.
Selain begal, Jalan Raya Pacet sebelum memasuki wilayah Cibeureum pun cukup banyak ditemui geng motor. Menurut pedagang es kelapa di dekat SMP PGRI Pacet yang hanya ingin diperkenalkan dengan nama Aang, aktivitas geng motor sudah sangat lumrah di sekitar tempat dirinya berdagang.
"Kalau akhir pekan apalagi. Banyak sekali jumlahnya. Ada yang dari Ciparay, ada juga yang dari Garut atau Majalaya," kata Aang.
Intinya, meski Jalan Raya Cibeureum dapat menjadi jalur tikus alternartif di saat larangan mudik berlangsung, pemudik yang melintas harus siap dihadang dengan berbagai risiko.
Oleh karena itu, pemudik yang memilih jalan ini sebagai rute tampaknya harus memikir dua kali jika tidak terlalu hapal dengan medan.