“Tahun 2014 memang kita sudah lakukan penelitian tapi saat itu hanya uap aja, kalo sekarang ada airnya akibat hujan yang nantinya kita akan lakukan singkronisasi,” tutur dia.
Lanjut dia, dipastikan semburan tersebut berbahaya bagi manusia dimana disekitar lokasi itu tercium kandungan minyak tanah yang sangat menyengat.
“Hewan aja pada mati, apalagi bau minyak tanah sangat menyengat dan ini sangat berbahaya bagi manusia,” ucap dia.
Sementara itu, Kuwu Desa Cipanas, Maman Sudirman mengatakan jika semburan tersebut sudah terjadi sejak puluhan tahun yang lalu.
Baca Juga:Pemerintah Bakal Kurangi Pasokan Premium di Jawa, Madura, Bali
“Saya lahir pada tahun 70’an dan semburan ini sudah ada,” kata dia.