Penjualan Oleh-oleh Merosot Tajam, Bupati Cianjur: Pemerintah Masih Fokus Pandemi

"Biasanya akhir pekan, kami sudah menambah stok, namun selama pandemi ini, barang yang tersedia berkurang saja sudah untung," katanya.

Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 23 Juni 2021 | 19:44 WIB
Penjualan Oleh-oleh Merosot Tajam, Bupati Cianjur: Pemerintah Masih Fokus Pandemi
Toko oleh-oleh khas Cianjur, Jawa Barat, yang banyak berjajar di Jalan Dr Muwardi-By Pass, sepi pembeli sejak pandemi hingga saat ini, Rabu (23/6/2021). [ANTARA POTO/Ahmad Fikri Ahmad Fikri]

SuaraJabar.id - Kabupaten Cianjur dikenal memiliki sejumlah oleh-oleh khas seperti manisan, tauco dan mochi. Ketiganya selalu menjadi buruan wisatawan atau orang yang berkunjung ke Cianjur.

Namun kini, pedagang oleh-oleh khas Cianjur mengeluhkan rendahnya penjualan selama pandemi yang menurun hingga 80 persen dibandingkan saat situasi normal. Terlebih setelah pembatasan kembali diberlakukan di sejumlah wilayah.

"Untuk tetap mendapat pembeli, kami menurunkan harga agar oleh-oleh seperti manisan berbagai jenis dan penganan khas Cianjur dapat terjual," kata Woron Setiawan Rusli, pemilik toko oleh-oleh khas Cianjur di Jalan Dr Muwardi-By Pass, Cianjur, Rabu (23/6/2021).

Ia menjelaskan, sebelum pandemi dalam satu hari dapat menjual hingga 50 kilogram manisan, mulai dari manisan kelapa, buah dan sayur, namun saat ini per hari paling tinggi hanya bisa menjual 10 kilogram.

Baca Juga:Mengerikan! Ribuan Anak di Cianjur Positif Corona

Minimnya pembeli dari luar kota yang melintas, akibat pembatasan yang diterapkan di seluruh wilayah mulai dari Bandung Raya hingga Jabodetabek, membuat tingkat penjualan terus menurun, sehingga pihaknya tidak berani menyimpan stok lebih.

"Biasanya akhir pekan, kami sudah menambah stok, namun selama pandemi ini, barang yang tersedia berkurang saja sudah untung," katanya.

Hal serupa terucap dari Nurman, pemilik toko manisan dan oleh-oleh khas Cianjur di Jalan Raya Bandung-Cianjur. Selama pandemi tidak jarang toko miliknya tutup dan karyawan harus dikurangi karena sepinya pembeli yang datang.

"Kita hanya buka saat akhir pekan, untuk menutupi operasional sehari-hari. Bahkan karyawan yang awalnya delapan orang saat ini, hanya tinggal empat orang karena sepinya pembeli selama pandemi," katanya.

Untuk tetap mendapatkan penghasilan, pihaknya menggencarkan penjualan melalui media daring yang dikelola sendiri, meski hasilnya belum maksimal karena pembatasan sosial membuat mereka kesulitan untuk mengirimkan pesanan.

Baca Juga:TOK! Bos Investasi Paket Lebaran Bodong di Cianjur Harus Ganti Rugi Rp 49 Miliar

Sementara itu, Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan pemerintah daerah dan pusat masih fokus dalam menangani pandemi. Setelah itu, lanjut dia, langkah selanjutnya adalah melakukan pembenahan ekonomi.

"Kita sudah siapkan berbagai program untuk meningkatkan perekonomian yang terpuruk selama pandemi, termasuk meningkatkan angka kunjungan agar pusat oleh-oleh di Cianjur, kembali ramai pengunjung dan pembeli," katanya. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini