SuaraJabar.id - Jalan Cisangkuy Kota Bandung dikenal sebagai tempat berburu kuliner. Di tempat ini banyak pedagang kaki lima hingga restoran yang menjajakan makanan dan minuman yang lezat.
Tak jalan, warga lokal maupun wisatawan mengarahkan kendaraan mereka jika akan mencari makan. Wajar mengingat Jalan Cisangkuy menawarkan banyak ragam kuliner.
Kondisi ini berubah 180 derajat semenjak masa PPKM Darurat. Jalan yang terletak di Citarum, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung ini bak sudah mati.
Kini tidak terlihat lagi adanya para pengunjung yang berdiri sambil menunggu pesanan makanannya jadi. Pembeli yang datang hanya beberapa orang yang bekerja atau masyarakat sekitar.
Baca Juga:Bikin Ngiler, 6 Kuliner Korea ini Ternyata Mirip Banget Makanan Indonesia
“Sepi banget di sini, sudah kayak kota mati,” terang Idwan, salah satu pedagang tahu gejrot yang masih bertahan membuka lapak dagangnnya di area parkir Jalan Cisangkuy.
Sudah sekitar 20 tahun Idwan berjualan di Jalan Cisangkuy. Ia sudah hafal betul bagaimana suasana Jalan Cisangkuy sebelum adanya pandemi. Pegetatan larangan dan pembatasan kegiatan masyarakat sejak kurang lebih dua minggu ini, membuat Jalan Cisangkuy sepi pengunjung.
Bahkan tidak hanya pengunjung, para pedagang juga mulai menutup gerobak-gerobaknya. Beberapa gerobak terlihat terparkir begitu saja di pinggir jalan sambil terbungkus terpal yang mulai usang.
“Banyak (lapak dagang), yang bertahan cuma ini saja. Biasanya dari sini sampai sini ada lima, yang bertahan cuman ini saja sendiri,” terang Idwan sambil menunjuk ruas jalan yang biasa diisi oleh lima gerobak dagang, kini hanya ia seorang diri yang bertahan.
Nasib serupa juga dialami oleh Riyan, seorang penjual jajanan hits, corn dog yang baru membuka lapak dagang di Jalan Cisangkuy sekitar satu minggu.
Baca Juga:Tersandung Kasus Narkoba, Intip Kembali Bisnis Roti Nia Ramadhani yang Sempat Jadi Sorotan
Sebelumnya, Riyan bersama seorang kawannya berjualan di daerah kawasan wisata Ciater. Namun, sejak Ciater ditutup untuk pengunjung, pemilik kedai mengarahkannya untuk berjualan di Jalan Cisangkuy.
Tetapi hasilnya tidak jauh berbeda, Jalan Cisangkuy pun tidak seramai biasanya.
“Kurang sih, kurang rame dari semenjak PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar),” ucap Riyan saat ditemui sedang menyiapkan lapak dagangannya.
Meski begitu, mereka tetap mengandalkan Jalan Cisangkuy untuk mengais rezeki. Walaupun tidak banyak, setidaknya ada pemasukan untuk bertahan hidup.
“Nggak ada tempat lagi, usahanya hanya ini saja. Kalau saya nggak jualan, siapa yang kasih makan,” tutur Idwan sambil tersenyum kecil.
Sepi bukan berarti tidak ada sama sekali. Idwan tetap memajang gerobak dagangnya mulai dari jam 8 pagi, hingga jam 6 sore. sambil menunggu pembeli, biasanya Idwan bercengkrama dengan kawan sesama pedagang yang sudah tidak banyak lagi.