![tukang cilok nyentrik di Kota Banjar. [HR Online]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/07/12/55080-tukang-cilok-berdasi.jpg)
Saat akan memulai dagang cilok, ia berpikir bagaimana caranya agar menyedot perhatian para pembelinya. Ia pun mencari inspirasi dengan membuka internet.
Akhirnya, setelah berpikir cukup panjang ia memutuskan untuk menggunakan pakaian rapih seperti halnya pekerja kantoran, mulai pakai kemeja, dasi, celana kain serta memakai sepatu pantofel.
“Alhamdulillah ide saya dibolehkan sama Kang Irfan untuk jualan cilok. Di hari pertama penjualan lumayan, dan berikutnya semakin banyak,” ujar pria asal Desa Binangun, Kecamatan Pataruman ini.
Saat berjualan dengan gaya nyentrik ini, Pahlevi mengaku banyak tanggapan dari warga, ada yang memberikan dukungan untuk selalu semangat mencari rezeki maupun bertanya-tanya soal gayanya itu sambil membeli.
Karena sejak awal niat dengan gaya seperti itu, sehingga ia pun siap dengan tanggapan beragam dari warga.
Baca Juga:Bikin Ngelus Dada! Viral 5 Potret Warung Unik, Taruh Barang dengan Posisi Tak Terduga
Adanya pandemi covid-19 dan penerapan PPKM meski berpengaruh terhadap usahanya barunya itu, namun ia mengaku optimis dan berharap situasi bisa segera normal lagi.
Sementara itu, Irfan Septian Nurjaman (33), pemilik usaha, mengapresiasi Pahlevi yang mempunyai ide saat gabung dengan konsep tukang cilok berdasi, bahkan menunjukkan seragam untuk jualan awal komunikasi.
Kegiatan usaha yang ia bangun sejak Desember 2018 lalu ini awal-awalnya hanya di stand sekitar minimarket yang ada di Banjar. Namun sekitar 2 tahun terakhir beralih menggunakan gerobak maupun motor.
“Adanya pandemi ini berpengaruh sekali, sekitar 20-30 persen penurunannya. Makanya dengan adanya kreativitas ini saya senang sekali, apalagi demi mendongkrak penjualan,” ujarnya melalui sambungan telepon.
Meskipun ia sendiri tidak menekan mitra kerjanya harus bergaya seperti itu, akan tetapi pada prinsipnya adalah bagaimana penjualan bisa sesuai harapan.
Baca Juga:Penutupan Toko Non-Esensial Dinilai Bunuh Rakyat secara Perlahan
Dalam sehari, ia mampun memproduksi sekitar 2000-2500 butir cilok untuk 8 mitranya yang tersebar di Banjar, Tambaksari, dan Manganti Lakbok.