Nanang juga menegaskan, pihaknya fokus pada tuntutan terkait akses jalan ke sekolah. Karena itu, ia meminta secepatnya benteng yang menutupi akses jalan dibuka dan dibongkar.
“Kasihan para guru dan anak-anak sekolah terpaksa harus lewat jalan belakang berputar cukup jauh melewati sawah dan kuburan. Itu dilakukan untuk bisa masuk ke sekolah,” pungkasnya.