SuaraJabar.id - Psikolog dan pakar mikro ekspresi Poppy Amalya menyebut pengungkapan kasus pembunuhan Amel dan Tuti di Subang beberapa waktu lalu lebih rumit dari pengungkapan kasus pembunuhan Mirna atau yang dikenal dengan kasus kopi Vietnam sianida yang tejadi pada Januari 2016 lalu.
Sejak jasadnya ditemukan di bagasi mobil Alphard dalam kondisi berlumuran darah pada 18 Agustus 2021 lalu, polisi hingga saat ini belum merilis nama tersangka pembunuhan ibu dan anak, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Poppy Amalya mengatakan, dirinya sempat mendatangi sejumlah saksi kasus pembunuhan Amel dan Tuti.
“Kalau kesulitannya untuk mengungkapkan adalah pencarian bukti-bukti, kemudian juga harus disinkronkan, enggak bisa sembarangan,” katanya dikutip dari Hops.id-jejaring Suara.com, Selasa (21/9/2021).
Baca Juga:Yoris Mulai Curiga Yosep Pelaku Pembunuhan Amel dan Tuti Gara-gara Ini
Ia memaparkan, pensinkronan yang dimaksud adalah A, B, C, dan sebagainya sehingga menjadi tepat dalam rangkaian dan urutan kejadian. Ini penting agar Polisi bisa tepat dalam menetapkan tersangkanya.
Pakar dorong Polisi temukan bukti Subang
Pakar tersebut juga sejalan dengan semangat Polisi yang ingin membongkar kasus Subang dengan pendekatan bukti, bukan pengakuan.
Karena bukti itulah, maka Polisi perlu bekerja keras untuk mencari semua hal yang ada.
“Saya enggak tahu apa yang terjadi di TKP, siapa yang lihat, itu semua minim banget. CCTV juga sebelumnya tidak terlihat, termasuk sidik jari. Berarti kini DNA-nya, sebab kalau salah ambil kesimpulan, bisa membahayakan Polisi,” katanya.
Dia sendiri mengaku sudah mewawancarai para saksi di kasus pembunuhan Subang. Dan hasilnya, dia meyakini kalau pembunuhnya adalah orang dekat.
Baca Juga:NA Tersangka Kasus Sate Sianida Dikenal Pendiam di Lapas Perempuan
“Suspectnya yang bolak-balik masuk, yang sering ke situ. Orang terdekat ini sebenarnya bisa macam-macam, karena bisa dari keluarga, teman dekat, sahabat dekat, dan dia yang kenal secara personal,” katanya.
Bedakan kasus kopi sianida
Pakar yang kini tertarik menangani kasus Subang itu mengaku pembunuhan ini memang sangat rumit. Bahkan lebih susah dari kasus kopi sianida.
“Kalau sianida yang sempat saya handel dan bantu keluarga itu, saksinya banyak, CCTV ada. Bahkan orangtua korban sampai ke Australia untuk membedah CCTV sampai ngezoom 32 kali.”
Sementara untuk kasus pembunuhan Subang, sangat menjelimet. Karena bukti sangat minim, termasuk rekaman CCTV.
“Lah ini lebih parah lagi, menurut saya lebih ngejelimet. Bingung enggak pada tahu. Makanya Polisi enggak boleh asal, dan super ekstra melakukan pelacakan, sampai semua alat dikerahkan. Tapi saya yakin moga-moga Polisi bisa membongkar kasus ini. Saya yakin,” katanya.