Berawal dari Obrolan di Pos Ronda, Warga Cipageran Ubah Sampah Jadi Berkah

Mengurai sampah melalui budidaya maggot juga memiliki nilai ekonomi yang cukup menjanjikan.

Ari Syahril Ramadhan
Minggu, 03 Oktober 2021 | 11:05 WIB
Berawal dari Obrolan di Pos Ronda, Warga Cipageran Ubah Sampah Jadi Berkah
Budidaya magot warga Kompleks Cipageran Asri, RT 04/18, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

SuaraJabar.id - Apa yang dilakukan warga Kompleks Cipageran Asri, RT 04/18, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi patut dicontoh. Mereka menyulap sampah dari musibah menjadi berkah.

Warga yang menamakan diri kelompok Gemi 0418 itu mengembangkan budidaya maggot atau larva lalat Black Soldier Fly (BSF) yang memiliki nama latin 'Hermetia illucens'. Dengan budidaya itu, warga membantu Pemkot Cimahi mengurangi beban sampah yang dibuang ke TPA.

Selain bisa mengurangi beban sampah yang dibuang dari Kota Cimahi, pengurai sampah melalui budidaya maggot juga memiliki nilai ekonomi yang cukup menjanjikan.

Ketika ditemui Suara.com belum lama ini, Ketua Gemi 0418 Arif Purnomo menceritakan awal mulai ia dan warga di wilayahnya memanfaatkan sampah organik dan anorganik menjadi barang yang berkah dan lebih bermanfaat.

Baca Juga:Dilalap Si Jago Merah, 32 Unit Mobil di Pool Taksi Cimahi Hangus Terbakar

Arif menuturkan, budidaya maggot bermula ketika dirinya dan warga lainnya terlibat obrolan santai di pos ronda ketika pandemi mewabah tahun 2020. Dari sanalah warga membuat kelompok yang dinamakan Gerakan Ekonomi (Gemi) 0418.

"Awalnya ngobrol di pos ronda banyak dari ngobrol muncul ide buat gerakan ekonomi mandiri. Bikin gerakan kebersamaan dalam keberagaman dalam ekonomi mandiri menuju ketahanan pangan," kata Arif.

Awalnya kelompok warga membuat kolam lele pada Desember 2020. Ada tiga kolam lele dengan ukuran yang bervariasi, yang dibangun secara swadaya di sebuah bangunan tak terpakai.

Kemudian untuk menghemat pakan, warga terpikirkan untuk budidaya maggot basah.

Tentunya untuk budidaya maggot membutuhkan sampah organik seperti seperti sayuran, buah, nasi, dan sampah organik lainnya. Mereka pun mengedukasi warga untuk memilah sampah hingga akhirnya terkumpul 354 Kepala Keluarga (KK).

Baca Juga:Puluhan Unit Taksi Ludes Terbakar, Pemilik Rugi Rp3 Miliar Lebih

"Jadi sampah organik masik rumah maggot sementara anorganik ditabung ke Bank Samici," ujar Arif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak