Mengenal Ustadz Encep yang Viral Disebut Wali Allah dan Dilantik Nyi Roro Kidul

Diduga, berkembangnya narasi liar yang menyebut ia dilantik menjadi Wali Allah oleh Nyi Roro Kidul dan Nabi Khidir karena kebiasaan tidak menggunakan baju.

Ari Syahril Ramadhan
Minggu, 03 Oktober 2021 | 13:24 WIB
Mengenal Ustadz Encep yang Viral Disebut Wali Allah dan Dilantik Nyi Roro Kidul
Foto yang ikut disebar bersama dengan pesan suara yang menyebut ada Wali Allah di Surade, Kabupaten Sukabumi. [Sukabumiupdate.com/Istimewa]

SuaraJabar.id - Sebuah pesan suara dan foto dengan narasi seorang ustadz di Sukabumi dilantik menjadi wali Allah oleh Nabi Khidir dan Nyi Roro Kidul viral di jejaring media sosial.

Ustadz yang dimaksud dalam narasi itu adalah Ustadz Encep Jainal Muttagin. Dalam kesehariannya, Ustadz Encep merupakan pimpinan Pondok Pesantren Nurul Ikhlas di Kampung Leuwi Cagak, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi.

Diduga, berkembangnya narasi liar yang menyebut ia dilantik menjadi Wali Allah oleh Nyi Roro Kidul dan Nabi Khidir karena kebiasaan tidak menggunakan baju atau pakaian dalam setiap aktivitas termasuk sholat.

Dikutip dari Sukabumiupdate.com-jejaring Suara.com, Ustadz yang memiliki 150 anak didik di Ponpes Nurul Ikhlas menjelaskan mulai tidak memakai baju sejak 3 bulan yang lalu. Karena ia mendapat anjuran atau perintah dari gurunya.

Baca Juga:Pria Nyaris Diusir Istri Gegara Renovasi Toilet Tamu, Posisi CCTV Bikin Publik Berdebat

"Guru saya dari Jawa Timur melalui telepon. Kin kin kamu jangan pakai baju dulu, sampai kapan, lah jangan tanya sampai kapan katanya, nanti kalau sudah selesai dikasih tahu, oh ya saya nurut saja, karena saya di pesantren diajarkan untuk taat kepada guru," jelas Encep yang bisa dipanggil Muttaqin oleh gurunya.

"Saya turut selama tidak berbenturan dengan syariat Islam, karena saya yakin dengan penampilan ini (tidak memakai baju) tidak melanggar aturan Islam, saya menutupi aurat dengan sarung," bebernya.

Tak cuma diminta tidak pakai baju, Encep juga disuruh makan kunir dalam keseharian.

"Nah, kalau bicara tujuannya itu, saya juga tidak begitu mengerti, tidak enak kan nanya sama guru, saya hanya bisa nurut saja."

Ia tak mau peduli dengan anggapan orang terkait keputusan ini. Karena sebelumnya, ia pernah menyepi di pinggir pantai selama 1 tahun dan saat itu Encep disebut gila oleh orang-orang yang melihatnya.

Baca Juga:Viral Pria Fotokopi Uang Rp 50 Ribu, Hal Aneh Terjadi, Netizen Auto Shock Berat

"Lalu setelah selesai dari pinggir pantai, sata menggunakan pakaian arab, pakai gamis, pakai imamah, saya juga disebut habib sama orang - orang. Saat seperti ini, tidak pakai baju, dikatain mengaku wali, makanya saya tidak mengerti," ungkap Encep.

"Kalau saya biasa-biasa, nyaman-nyaman saja. Saya belajar tidak membantah perintah guru. Saya diajarkan seperti ini agar tidak berpengaruh ocehan orang- orang. Saya tidak merasa terganggu," tegasnya.

Seperti diberitakan sebelum, perilaku Encep ini berujung isu liar yang menyebut ia mengaku dan diangkat jadi Wali Allah dengan saksi Nabi Khidir dan Nyi Roro Kidul.

Isu liar ini berawal rekaman suara berdurasi 2 menit dan 21 detik yang dibuat Arif Rahman Hakim, Ketua DPC LSM Komunitas Pemberantas Korupsi atau KPK Pasundan Surade.

Kepada sukabumiupdate.com, Sabtu, 2 Oktober 2021, warga Kampung Munjul RT 01/02 Desa Sirnasari, Kecamatan Surade tersebut mengaku Pesan Suara yang menyebar di aplikasi WhatsApp itu dimaksudkan sebagai bahan kajian.
"Memang benar itu suara saya, yang di-share di grup KPK Pasundan untuk dibahas dan dikaji," kata dia.

Namun, Arif tidak menyangka rekaman suara yang dikhususkan untuk grup internal organisasinya itu menyebar ke sejumlah grup WhatsApp lain.

"Tidak menyangka Pesan Suara tersebut di-share ke mana-mana dan jadi liar," ujarnya.

Arif mengakui membagikan rekaman suara tersebut pada Kamis, 30 September 2021 ke grup WhatsApp KPK Pasundan. Alasannya untuk mengklarifikasi ada asumsi masyarakat soal sosok Encep yang dalam beberapa waktu terakhir tidak memakai baju saat pengajian atau istighosah.

"Ini yang menjadi perbincangan di warga selama kurang lebih tiga pekan," katanya.

Tujuannya membagikan rekaman suara itu pun untuk meminta pendapat anggota dan pimpinan KPK Pasundan, khususnya di Surade.
"Tetapi Pesan Suara itu keluar grup seolah-olah saya menyebar fitnah," ucap Arif. "Asumsi itu ramai di masyarakat karena perubahan Encep tidak pakai baju sejak ada gurunya dari Malang yang disebut abah."

Kekinian Arif sudah meminta maaf kepada keluarga besar Ustaz Encep atas kehebohan yang terjadi dari pesan suara tersebut.

Dalam rekaman yang dibagikan ke redaksi sukabumiupdate.com, Arif meyakinkan publik bahwa ia masih memiliki ikatan keluarga dengan Encep.

Sehingga saat ada asumsi di masyarakat soal kebiasaan Ustaz Encep tidak memakai baju dan dilantik menjadi Wali Allah, Arif tidak mempercayainya.

"Hanya saja kesalahan saya mengirim Pesan Suara ke grup internal KPK Pasundan," ungkap dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini