Ditanya Soal Cuci Otak, Begini Jawaban Orang Tua Santri yang Kabur dari Pesantren Al Azhar

Santri yang kabur dari Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar itu mengamen untuk menutupi kebutuhan hidup selama dalam perjalanan.

Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 07 Desember 2021 | 06:00 WIB
Ditanya Soal Cuci Otak, Begini Jawaban Orang Tua Santri yang Kabur dari Pesantren Al Azhar
Orang tua dari Zainur Iskandar dan Dika Aprianto ketika mencabut laporan orang hilang di Polres Banjar. {HR Online]

SuaraJabar.id - Dua orang santri Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo yang sempat membuat heboh karena dilaporkan kabur dari ponpes akhirnya ditemukan di Cilacap beberapa waktu lalu.

Seiring dengan sudah ditemukannya dua orang santri yang sempat kabur itu, Kedua orang tua santri mencabut laporan kehilangan anak mereka di Polres Banjar.

Orang tua Zainur Iskandar, salah seorang santri yang sempat kabur, Kaimun mengatakan, pencabutan laporan itu karena anaknya yang sempat hilang saat ini sudah ketemu.

“Saya bersama orang tua Dika Aprianto ke Polres untuk mencabut laporan karena anak kami sudah pulang,” kata Kaimun, Senin (06/12/2021).

Baca Juga:Harga Cabai Merah Makin Pedas Jelang Natal dan Tahun Baru 2022

Kaimun menjelaskan, sebelumnya ia bersama pihak pesantren menjemput anaknya di Maos, Kabupaten Cilacap pada Selasa, 23 November 2021.

Zainur, kata Kaimun, saat itu berada di rumah salah satu warga yang merawatnya, yakni Trisno dan Elin.

Selama kepergiannya itu, Zainur bersama temannya melakukan perjalanan hingga ke Yogyakarta dengan cara menumpang dari satu mobil ke mobil lainnya.

Untuk hidup selama di perjalanan itu, mereka mengaku sempat mengamen untuk bisa mendapatkan makanan.

“Kalo nggak ada yang ngasih makan mereka itu cari uangnya dengan cara ngamen,” terang Kaimun.

Baca Juga:KSAD Hendak Rekrut Santri jadi Tentara, Waketum MUI Wanti-Wanti soal Negara Atheis

Sementara kepergiannya dari pesantren anaknya itu murni karena ingin bermain-main, sehingga tidak ada unsur yang lain.

“Dia bilang ingin main dan bebas aja begitu. Tapi untuk tanda-tanda yang lain seperti ada yang mencuci otak itu tidak ada,” ungkapnya.

Sebab, katanya, saat ia menjemputnya ke Maos kondisinya sehat dan selamat. Karena itu, keluarga sangat bersyukur.

Berkaitan dengan kelanjutan mengenyam pendidikan di pesantren, Zainur dan Dika sementara belum berkeinginan kembali ponpes.

“Untuk sekarang dia belum ingin kembali ke pondok lagi. Kalau untuk sekolahnya tetap lanjut,” pungkas Kaimun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini