Kisah Agus Si Penarik Rakit Eretan di Waduk Saguling, Dibayar Seikhlasnya

"Ini maksimal bisa ngangkut 12 motor sama orangnya," tutur Agus.

Galih Prasetyo
Sabtu, 29 Januari 2022 | 09:14 WIB
Kisah Agus Si Penarik Rakit Eretan di Waduk Saguling, Dibayar Seikhlasnya
Rakit Eretan di Perairan Waduk Saguling di Desa Cangkorah, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (Suara.com/Ferry Bangkit)

Sebab jika menggunakan akses jalan biasa, warga RW 08 Kampung Sekecengek dan RW 06, membuat warga harus memutar sepanjang 7 kilometer untuk bisa sampai ke kantor desa.

"Kalau ke sini warga bisa motong waktu. Jalan biasa juga ada tapi memang harus muter. Ini biasanya kalau yang bekerja, kemudian nganter orang sakit lewat sini," papar Agus.

Rakit eretan itu dibuat tahun 2020, tepatnya ketika pandemi Covid-19 mewabah. Dana yang digunakan merupakan swadaya dari masyarakat yang memang berharap ada akses untuk mempercepat mobilitas, tanpa harus terlebih dahulu memutar jalan.

Rakit eretan itu dijaga empat orang yang bertugas secara bergiliran. Tanpa mematok tarif, transportasi tradisional itu mulai beroperasi pukul 05.00-23.00 WIB setiap harinya. Rata-rata ada sekitar 20 unit sepeda motor yang menyebrang setiap harinya menggunakan rakit eretan itu.

Baca Juga:Bocah 11 Tahun Asal Parung Panjang Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Sawah

Uang yang dihasilkan pun tak sepenuhnya dibawa pulang operator seperti Agus. Ia harus sisihkan ke dalam kas untuk biaya pemeliharaan rutin, yang selalu dilakukan untuk memastikan rakit tersebut tetap aman.

"Ini kan tarifnya seikhlasnya. Kadang ada yang ngasih Rp 2 ribu, 10 ribu. Kita sisihkan untuk kas, jaga-jaga kalau ada kerusakan," tukas Agus menyudahi percakapan.

Pemkab Bandung Barat Ikut Bersuara

Keberadaan rakit eretan sebagai penghubung warga untuk menyebrangi Waduk Saguling sudah sampai ke Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) KBB. Pemerintah menyebut akan mengupayakan agar bisa segera dibangun jembatan penyeberangan.

"Kami merekomendasikan agar di Desa Cangkorah dibangun jembatan karena memang sangat dibutuhkan warga," terang Kepala Bidang Jalan dan Jembatan, Dinas PUTR, KBB, Aan Sopian.

Baca Juga:Survei LPMM: Elektabilitas Airlangga Hartarto dan Golkar Tertinggi di Kalangan Milenial

Menurutnya, proses pengajuan pembuatan jembatan tersebut sudah dilakukan oleh pihak Kecamatan Batujajar ke Kementerian Pekerjaan Umum. Dinas PUTR lebih kepada memberikan rekomendasi sesuai prosedur kedinasan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak