Pemkot Bandung Diminta Gelar Tes Antigen Acak Peserta PTM Setiap Hari

"Kalau memang melebihi angka 1.000 kasus per hari ya mau tidak mau untuk melindungi anak anak kita harus diberhentikan PTMT-nya," kata Ketua DPRD Kota Bandung.

Ari Syahril Ramadhan
Minggu, 20 Februari 2022 | 17:17 WIB
Pemkot Bandung Diminta Gelar Tes Antigen Acak Peserta PTM Setiap Hari
ILUSTRASI - Pemkot Cimahi melakukan pemeriksaan terhadap siswa yang menjadi kontak erat pasien COVID-19 di Puskesmas Cimahi Tengah, Senin (7/2/2022). [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

SuaraJabar.id - Pemerintah Kota Bandung diminta untuk menggelar tes antigen acak pad siswa dan guru peserta pembelajaran tatap muka (PTM) setiap hari.

Permintaan itu dilontarkan oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung Tedy Rusmawan.

"Kemarin kita sudah menyampaikan ke Pemkot, untuk memperbanyak sampling swab dan lainnya. Kita menyampaikan langkah moderatnya, ceknya (tes acak) harus day by day (setiap hari) dan harus berani mengambil kebijakan cepat jika ada yang terpapar," ujar Tedy, Minggu (20/2/2022).

Menurut Tedy, meski penyebaran kasus Covid-19 di klaster PTM Bandung tidak melebihi angka 1 persen, tetapi keamanan siswa dan guru tetap harus dipertimbangkan. Hal ini karena tingginya kasus penyebaran covid Bandung beberapa hari ini.

Baca Juga:Viral Pengunjung Kafe di Bandung Diserang Sekelompok Remaja, Pemilik: Entah Geng Motor atau Bukan

"Harus dipantau betul, hari per hari. Kalau memang melebihi angka 1.000 kasus per hari ya mau tidak mau untuk melindungi anak anak kita harus diberhentikan PTMT-nya," lanjut Teddy.

Di tengah tingginya angka konfirmasi positif Covid-19, lanjut Teddy, rendahnya angka Bed Occupancy Rate (BOR) juga menjadi pertimbangan PTMT masih bisa dilaksanakan.

"Dan orang tua diberikan ruang oleh perwal untuk memilih PTM atau PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Orang tua juga bisa memantau bagaimana keadaan sekolah, jika khawatir bisa melakukan pjj dengan memberitahu pihak sekolah," ungkapnya

Meski begitu, pihaknya mengimbau orang tua siswa agar ikut aktif dalam memantau aktivitas anak-anaknya agar tidak bepergian setelah pulang sekolah.

"Kita juga menyampaikan ke masyarakat kalau ada yang bergejala harus lapor, terutama, anak-anak kita. Sehingga, bisa lebih objektif lagi karena boleh jadi mereka cek kemudian mereka enggak lapor," ujarnya.

Baca Juga:Bupati Garut Jajal Kereta Api Garut-Pasar Senen: Sudah Ada AC Meski Ekonomi, Mantap!

"Kemudian juga, anak-anak yang usianya 6-12 juga kalau belum vaksinasi didorong agar segera vaksin itu yang kita sampaikan," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini