Vladimir Putin Sebut Ada Tentara Bayaran dari Timur Tengah Bantu Ukraina

Presiden Rusia, Vladimir Putin menuding Ukraina saat ini dibantu sejumlah tentara bayaran yang berasal dari Timur Tengah.

Galih Prasetyo
Jum'at, 04 Maret 2022 | 11:10 WIB
Vladimir Putin Sebut Ada Tentara Bayaran dari Timur Tengah Bantu Ukraina
Presiden Rusia, Vladimir Putin . [Sergei Guneyev/Sputnik/AFP]

SuaraJabar.id - Presiden Rusia, Vladimir Putin menuding Ukraina saat ini dibantu sejumlah tentara bayaran yang berasal dari Timur Tengah.

“Saya ingin mengatakan bahwa operasi militer khusus berjalan dengan ketat sesuai jadwal, sesuai rencana. Semua tugas yang telah ditetapkan berhasil diselesaikan. Kita sedang berperang dengan neo-Nazi,” kata Putin di Dewan Keamanan Rusia, mengutip dari Wartaekonomi--jaringan Suara.com, Jumat (4/3).

Putin juga menyebut bahwa Ukraina menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia.

"Fakta bahwa kami berperang secara khusus melawan neo-Nazi ditunjukkan oleh jalannya permusuhan. Formasi nasionalis dan neo-Nazi, dan di antara mereka ada tentara bayaran asing, termasuk dari Timur Tengah, bersembunyi di balik warga sipil sebagai perisai manusia,” papar Putin.

Baca Juga:Sepekan Rusia Menyerang, Satu Juta Pengungsi Tinggalkan Ukraina

Sementara itu, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov telah merilis data jumlah korban pasukan yang tewas dalam pertempuran dengan Ukraina. Dia mengungkapkan, sejauh ini 498 tentara Rusia sudah gugur dan 1.597 lainnya mengalami luka-luka.

Angka itu jauh lebih sedikit dibandingkan dengan data yang dirilis otoritas Ukraina. Menurut klaim Kiev, jumlah tentara Rusia yang telah tewas melampaui 7.000 personel.

Terkait tentara bayaran di Ukraiana, Kementerian luar negeri Senegal mengutip dari Antara, mengecam unggahan Facebook oleh kedutaan besar Ukraina yang menyerukan sukarelawan Senegal untuk bergabung dalam perjuangannya melawan Rusia, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Perekrutan sukarelawan, tentara bayaran dan petempur asing lain adalah ilegal di Senegal dan dapat dihukum menurut undang-undang, kata pernyataan itu.

Duta Besar Ukraina Yurii Pyvovarov dipanggil ke kementerian Senegal untuk menjelaskan unggahan tersebut.
Setelah memverifikasi legitimasi unggahan itu, kementerian lalu meminta dubes untuk menghapusnya, kata pernyataan itu. Belum jelas apakah tindakan tambahan akan diambil.

Baca Juga:Gara-gara Perang, Pengiriman Obat-obatan ke Rusia Terhambat

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini