SuaraJabar.id - Stasiun Kereta Api Pangandaran kini tak berfungsi lagi. Kondisi bangunannya pun terlihat seperti terbengkapai.
Padahal sebelum stasiun itu ditutup pada 1984, Stasiun Pangandaran merupakan salah satu stasiun yang ramai.
Banyak masyarakat lokal maupun wisatawan yang memanfaatkan perjalanan kereta api ke stasiun tersebut untuk berwisata ke Pantai Pngandaran.
Endang Sunarya, seorang mantan pekerja di stasiun tersebut mengungkapkan, Stasiun KA Pangandaran berdiri pada tahun 1921, yaitu ketika masih zaman penjajahan Belanda. Lokasinya masuk wilayah Desa Pananjung. Sedangkan non aktifnya sejak tahun 1984.
Baca Juga:6 Bulan Terakhir Riau Nihil Kunjungan Wisatawan Luar Negeri
“Tahun 1984 operasional kereta api ke Pangandaran berhenti sehingga saya pun berhenti bekerja dari Stasiun KA Pangandaran,” kata Endang yang bekerja di Stasiun Pangandaran sejak tahun 1977-1984.
Ia menceritakan, semenjak ada Stasiun KA Pangandaran, banyak wisatawan yang berkunjung untuk liburan menggunakan jasa kereta api.
![Stasiun KA Pangandaran. [HR Online]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/03/05/93646-stasiun-ka-pangandaran.jpg)
Tak hanya wisatawan, Stasiun KA Pangandaran setiap harinya selalu ramai oleh pedagang asongan maupun aktivitas masyarakat lainnya.
“Stasiun Kereta Api Pangandaran dulu sempat mendapatkan renovasi, tapi tahunnya saya lupa lagi. Bahkan Lokomotif D301 juga pernah melintasi jalur kereta api Banjar-Pangandaran. Namun hanya beberapa saat saja,” ungkapnya.
Dulu, lanjut Endang, pada waktu pembangunan jalur kereta api mulai dari Cijulang hingga Banjar, masyarakat Pangandaran ikut serta dalam pembangunanya. Termasuk saat membangun Stasiun KA.
Baca Juga:Sebanyak 800 Wisatawan Travel Bubble Singapura Akan Datang ke Batam dan Bintan
Dari sepenggal cerita sejarah Stasiun KA Pangandaran yang Endang ungkap, bahwa selama proses pembangunan jalur tersebut, tidak sedikit nyawa masyarakat yang melayang. Hal itu akibat penjajah Belanda memaksa mereka untuk bekerja tanpa henti.
- 1
- 2