Rela Antre Berjam-jam demi Minyak Goreng Curah, Warga Banjar: Kemarin Ada yang Sampai Nginep

Saya memilih untuk membeli minyak goreng curah karena harganya lebih murah," ujar seorang warga.

Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 01 April 2022 | 06:00 WIB
Rela Antre Berjam-jam demi Minyak Goreng Curah, Warga Banjar: Kemarin Ada yang Sampai Nginep
Antrean panjang warga Kota Banjar demi membeli minyak goreng curah. [HR Online]

SuaraJabar.id - Minyak goreng curah menjadi buruan warga karena harganya jauh di bawah minyak goreng kemasan yang dijual Rp 24 ribu per liter.

Demi minyak goreng curah yang harganya jauh lebih murah, warga Kota Bajar, Jawa Barat bahkan rela antre hingga berjam-jam demi membeli minyak goreng curah, Kamis (31/3/2022).

Antrean tersebut terlihat mengular sejak pagi hingga sore hari ini, tak sedikit warga yang mengantri dan membawa jerigen untuk membeli minyak goreng di salah satu toko minyak goreng di Pasar Banjar.

Salah seorang warga Pataruman, Pairin mengaku sudah mulai mengantri sejak pagi tadi hingga sekarang.

Baca Juga:Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat Diprediksi Jadi Tujuan Mudik Paling Banyak

“Saya sudah mulai antre di sini dari jam 8 pagi, supaya bisa dapat nomor antrian yang kecil. Tapi kemarin pengiriman yang pertama itu ada yang sampai nginep di sini,” kata Pairin kepada awak media.

Ia menjelaskan, untuk dapat membeli minyak curah masyarakat harus membawa kartu identitas dan diperlihatkan kepada penjual.

Kemudian, sistem pembelian minyak curah tersebut dibatasi oleh penjual, setiap orang hanya diperbolehkan maksimal sebanyak 20 kilogram.

Sementara itu, Pairin mengungkapkan, harga minyak curah per kilogram mencapai Rp 15.500, jauh lebih murah jika dibandingkan dengan harga minyak goreng kemasan yang saat ini masih melambung tinggi.

“Saya memilih untuk membeli minyak goreng curah karena harganya lebih murah, per kilogramnya Rp 15.500, sedangkan minyak kemasan bisa Rp 24 ribu,” paparnya.

Baca Juga:Pertamina Pastikan Stok Solar Subsidi di DKI Jakarta dan Jabar Aman

Pairin menyebut, minyak goreng curah tersebut sebagian dipakai untuk memasak dan sebagian lainnya dijual.

“Ya untuk dipakai memasak, karena saya jualan sayuran. Tapi sebagian ada juga yang dijual,” pungkas Pairin.

Kendati begitu, Pairin dan masyarakat yang lainnya berharap pemerintah bisa melihat kesulitan rakyat untuk mendapatkan minyak goreng dan mencari solusinya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini