SuaraJabar.id - Kisah dua bersaudara kakak adik yang terpaksa harus hidup di bawah kolong jembatan setelah kehilangan ibunda tercinta tengah menjadi perbincangan dan viral.
Melansir situs Oh Bulan, kisah itu pertama kali dibagikan oleh akun Raja Anita Raja Mukhtar di jejaring media sosial Facebook.
Wanita itu menceritakan kisah sedih saat dia menemukan dua bersaudara berusia 27 dan 25 tahun di bawah jembatan.
Jembatan itu terletak di kawasan Kubang Telaga, Bachok, Kelantan, Malaysia.
Baca Juga:DJ Asal Korea Selatan Dilempar Pecahan Botol, Warganet: Black List Total
Lebih menyedihkannya lagi, ketika mengetahui keadaan dan lokasi untuk mereka tidur.
Pasalnya, keduanya diketahui hanya tidur beristirahat dengan kasur tipis. Adapula kain yang begitu tipis digunakan untuk menutupi batu-batu tajam.
Usut punya usut, rupanya mereka memilih hidup mandiri usai ibunya meninggal.
Tak hanya itu, hal tersebut juga karena ayahnya memutuskan menikah dengan wanita lain setelah ibu mereka wafat.
Laki-laki yang tertua atau kakaknya itu dikatakan tampak menderita tekanan emosional, terutama dengan masalah yang mereka hadapi.
"Anak-anak kecil umur 25 dan 27. Setelah ibu mereka meninggal, tidak lama kemudian ayah mereka menikah lagi," tulis keterangan.
"Anak-anak memutuskan untuk duduk sendiri untuk mandiri. Mereka memilih hidup di bawah jembatan," sambungnya.
Ketika ditanya apakah mereka ingin tinggal di tempat yang lebih nyaman, sang adik kemudian menjawab bahwa mereka akan bersyukur jika diberi tempat tinggal meskipun kecil.
Lebih lanjut, ternyata mereka berdua sebenarnya diketahui memiliki lima saudara kandung. Namun, beberapa dari mereka lebih mengikuti sang ayah.
Akan tetapi, kakak beradik ini memutuskan untuk tinggal di bawah jembatan karena sama-sama sudah dewasa.
Keduanya memutuskan tinggal di bawah jembatan selama beberapa bulan dan bekerja untuk mencari nafkah.
"Mungkin anaknya merasa tidak nyaman tinggal dengan ibunya karena mereka sudah tua," tulis keterangan.
Salah satu saudara itu mengatakan bahwa sejak ibunya meninggal, hidup menjadi sangat sulit bagi mereka.
Bahkan, sejumlah tanah harus dijual untuk membayar hutang.