Makam Kuno Kembali Ditemukan di Cipetir Sukabumi, Warga: Ada Pahatan Tulisan Arab

Yang pasti para tokoh tersebut mengatakan bahwa komplek pemakaman kampung Cipetir sudah ada sejak mereka-mereka masih kecil, kata Iwa.

Ari Syahril Ramadhan
Minggu, 07 Agustus 2022 | 13:01 WIB
Makam Kuno Kembali Ditemukan di Cipetir Sukabumi, Warga: Ada Pahatan Tulisan Arab
Penemuan makam kuno di Cipetir, Kabupaten Sukabumi. [Sukabumiupdate.comIstimewa]

Iwa berharap ada pihak terkait yang bisa melakukan penelitian terhadap situs tersebut.

“Karena ini berhubungan tentunya dengan silsilah kampung Cipetir itu sendiri, karena secara teori dasar bahwa adanya pemakaman mengidentifikasikan adanya pemukiman. Sehingga secara tidak langsung bisa menguak sejarah keberadaan kampung cipetir dari tarikh yg terdapat di batu nisan tersebut,” tandasnya.

Sebelumnya, temuan Makam Kuno juga terjadi di Tempat Pemakaman Umum atau TPU Dumuskadu di Kampung Tangkolo, Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. Makam-makam kuno tersebut kemudian diteliti secara mandiri oleh para pegiat kesejarahan.

Salah satunya Niskala Institute, pusat studi dan dokumentasi kebudayaan, sejarah, dan peradaban nusantara yang berpusat di Bandung. Hasil penelitian yang disajikan pada Senin ini merupakan tindak lanjut dari penemuan 11 Makam Kuno di sekitar TPU Dumuskadu, yang telah diidentifikasi Niskala Institute saat penelitian awal mereka pada Rabu, 6 Juli 2022.

Baca Juga:Motif Ekonomi Jadi Alasan Pelaku Menghabisi Nyawa Tukang Ojek di Sukabumi

Laporan penelitian berjudul "Potensi Tinggalan Arkeologis di Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi" ini disusun lima peneliti: Muhamad Alnoza (ketua tim), Bagus Dimas Bramantio, Garin Dwiyanto Pharmasetiawan, Isa Akbarulhuda, dan Nikolas Dalle Bimo Natawiria. Alnoza adalah mahasiswa S2 Antropologi Universitas Gadjah Mada atau UGM. Sementara empat peneliti lainnya merupakan lulusan Arkeologi Universitas Indonesia atau UI.

Singkatnya, kesimpulan dari penelitian menyebutkan bahwa Desa Purwasedar paling tidak telah menjadi lokasi kegiatan masyarakat masa kolonial. Rentang waktu yang dimaksud dalam hal ini sepanjang abad ke-19 hingga dengan periode paruh awal abad ke-20 Masehi.

Berdasarkan hasil analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan melalui proses survei, dapat disimpulkan Situs Pemakaman Kuno Dumusgede merupakan pemakaman bernapaskan agama Islam dan mendapat pengaruh budaya Jawa-Mataraman.

Indikasi ini muncul dari keberadaan penggunaan aksara cacarakan, sebagai bentuk pengadopsian aksara Jawa Baru ke dalam kebudayaan literasi Sunda.

Organisasi ini kemudian merekomendasikan pemerintah dan masyarakat untuk menjaga dan melestarikan situs-situs sejarah tersebut.

Baca Juga:Polisi Bekuk Pembunuh Tukang Ojek di Sukabumi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak