SuaraJabar.id - SPBU Vivo yang terletak di Jalan Dr. Djundjunan atau Pasteur Kota Bandung kerap diserbu pengendara yang mencari BBM jenis Revvo 89 usai pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi jenis Pertalite pada awal September 2022 kemarin.
Antrean kendaraan pun kerap terlihat di SPBU Vivo Pasteur. Bahkan tak jarang, antrean kendaraan yang mengular hingga ke luar SPBU Vivo itu memicu kemacetan di Jalan Pasteur arah Flyover Pasupati.
Kondisi terkini, Selasa (27/9/2022) sekira pukul 15.30 WIB, SPBU yang terletak di Jalan Dr. Djunjunan, Sukabungah, Kecamatan Sukajadi itu justru terpantau lengang. BBM Revvo 89 yang sebelumnya jadi favorit telah ludes terjual.
Berdasarkan informasi dihimpun Suara.com dari beberapa petugas SPBU, Revvo 89 ludes sejak tadi sekitar pukul 13.00-14.00 WIB. Saat ini, pihak SPBU tengah menunggu kiriman BBM.
Baca Juga:Ibu-ibu PKK di Bandung Sulap Pakaian Bekas Jadi Kebaya Baru
Sebelum ludes, diakui petugas, antrean masih sempat mengular siang tadi. Personel kepolisian bahkan turut bersiaga di SPBU tersebut. Diketahui pula, harga BMM Revvo 89 pun resmi naik pada hari ini menjadi Rp 11.600 perliter dari sebelumnya Rp 10.900 perliter.
Pantauan di lapangan, meski BBM Revvo 89 habis, beberapa pengendara baik roda dua ataupun roda empat ada yang tetap memilih mengisi BBM di SPBU itu. Mereka di antaranya membeli BBM Revvo 95 dengan harga Rp16.100 perliter atau Revvo 92 seharga Rp 15.400 perliter.
Beberapa warga berbagi alasannya memilih mengisi BBM di SPBU tersebut. Beberapa orang yang ditemui mengaku bahwa mereka merasakan perbedaan kualitas antara BBM Revo 89 dan BBM Pertalite.
"Kalau harga sebetulnya tidak beda jauh kan, tapi terasa bedanya. BBM Pertalite kini lebih cepat habis daripada Revvo 89," aku Asep, seorang pengemudi ojek online.
Hal tersebut juga diakui oleh Ridwan. Ia yang sama-sama berprofesi sebagai pengemudi ojol mengaku merasakan kondisi serupa sebagaimana dialami Asep, sejak harga naik Pertalite dirasa lebih boros atau lebih cepat habis dari sebelumnya, sementara Revvo 89 lebih tahan lama dibandingkan Pertalite.
Baca Juga:Tega! Seorang Remaja Dibakar Hidup-Hidup karena Diduga Mencuri
"Saya nggak tahu sebetulnya gimana, tapi yang saya rasakan memang seperti itu, Pertalite sekarang jadi cepat habis," kata Ridwan.
Awalnya, Ridwan direkomendasikan oleh sesama ojol untuk mengisi BBM di Vivo.
"Setahu saya, sebelum masyarakat umum, kami (driver ojol) lebih dulu biasa ngisi di SPBU Vivo semenjak kenaikan BBM," katanya.
Asep dan Ridwan pun memiliki harapan yang sama agar harga BBM Bersubsidi bisa kembali turun, mereka menolak kenaikan BBM.
"Terasa berat lah, apalagi pas sedang bangkit saat pandemi, dihajar lagi BBM naik," tandas Ridwan.
Kontributor : M Dikdik RA