Jangan Kaget Jika Tahu dan Tempe Hilang dari Pasaran, Ini Penyebabnya

"Saya saja yang perajin kecil-kecilan sehari bisa rugi sekitar Rp 300 ribu," ujarnya.

Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 11 Oktober 2022 | 17:55 WIB
Jangan Kaget Jika Tahu dan Tempe Hilang dari Pasaran, Ini Penyebabnya
DOK - Pengusaha tahu di Cibuntu Kota bandung tetap berproduksi di tengah kenaikan harga kacang kedelai. [Suara.com/Cesar Yudistira]

SuaraJabar.id - Perajin tahu dan tempe di Jawa Barat bakal melalukan aksi mogok produksi tiga hari imbas harga kedelai yang tinggi. Mogok produksi rencananya akan dilakukan 17-19 Oktober 2022.

"Hasil rapat Paguyuban Tahu Tempe Jawa Barat kita rencana mogok produksi selama 3 hari. Dimulai Tanggal 17 Oktober 2022," terang Ketua Paguyuban Tahu Tempe Jawa Barat M Zamaludin saat dihubungi Suara.com pada Selasa (11/10/2022).

Dikatakan Zamaludin, surat rencana aksi mogok produksi akan diedarkan hari ini sebagai bentuk pemberitahuan dan informasi.

"Siang ini saya edarkan suratnya bahwa tahu dan tempe akan menghilang 3 hari di pasaran," terangnya.

Baca Juga:Waspada Hujan Lebat Disertai Kilat dan Angin Kencang di Jawa Barat Sepanjang Malam

Dirinya menjelaskan, aksi mogok produksi tahu dan tempe itu dilakukan sebagai bentuk protes lantaran harga kedelai yang terus mengalami kenaikan. Kekinian harga kedelai sudah mencapai Rp 13 ribu lebih per kilogram.

"Harga bahan bakunya sekarang naik terus. Bukan hanya kedelai saja, tapi juga bahan baku mainnya seperti garam," ungkap Zamaludin.

Dirinya mengungkapkan, harga kedelai yang mengalami kenaikan saat ini membuat para perajin tahu dan tempe terus merugi. Meski begitu, selama ini ia dan perajin lainnya di wilayah Jawa Barat terus memproduksinya demi para pelanggan.

"Saya saja yang perajin kecil-kecilan sehari bisa rugi sekitar Rp 300 ribu. Tapi kita terus produksi, kalau enggak pelanggan bisa kabur," sebutnya.

Ia berharap aksi mogok produksi tahu dan tempe nantinya bisa membuat pemerintah termasuk Perum Bulog turun tangan langsung untuk kembali mengendalikan harga kedelai.
Jika tidak, maka para perajin pun terpaksa akan menaikkan harga jual tahu dan tempe.

Baca Juga:Dinas-dinas Pemkot Bandung Keroyok Hidupkan Teras Cihampelas

"Harapannya biar pemerintah tahu kondisi di lapangan dan turun tangan. Jangan sampai kenaikan kedelai ini terulang terus. Kita juga inginnya berdialog sama Pak Gubernur," pungkasnya.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini